> >

Kesaksian Penyintas Tragedi Kanjuruhan: Rusuhnya di Lapangan, Polisi Tembak Gas Air Mata ke Tribun

Peristiwa | 4 Oktober 2022, 05:45 WIB
Seorang suporter Arema menangis saat doa bersama di luar Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). Dicky Kurniawan, salah satu penyintas Tragedi Kanjuruhan, menyebut polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton kendati kerusuhan ada di atas lapangan. (Sumber: Achmad Ibrahim/Associated Press)

Di samping tempat tidur rumah sakit Dicky, seorang penyintas lain bernama Farel Panji juga mengaku beruntung bisa selamat.

Baca Juga: Kisah Korban Tragedi Kanjuruhan: Dibonceng Sahabat ke Stadion, Diantar Pulang tanpa Nyawa

Farel, masih berusia 16 tahun, tengah beranjak ke pintu keluar ketika polisi menembakkan gas air mata. Ketika kerumunan merangsek ke arahnya, Farel mengaku terdorong hingga terjatuh dan pingsan.

“Saya pingsan selama beberapa saat. Ketika bangun, saya masih di tribun stadion,” kata Farel. 

Farel Panji kemudian kembali pulang dengan selamat, dilarikan ke rumah sakit keesokan harinya.

Meskipun demikian, remaja yang dirawat dengan mengenakan jersei Arema itu mengaku Tragedi Kanjuruhan tidak mengubah cintanya ke klub.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU