> >

Moeldoko: Masyarakat Bisa Terima Kenaikan Harga BBM, Saya Tidak Melihat Ada Situasi Kritis

Politik | 30 September 2022, 06:20 WIB
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko (Sumber: KOMPAS.com/Haryantipuspasari)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan masyarakat dapat menerima kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM, terutama yang selama ini disubsidi oleh pemerintah. 

Buktinya, kata Moeldoko, setelah pemerintah menaikkan harga BBM, pihaknya tidak mendapati situasi kritis di tengah masyarakat.

Baca Juga: Moeldoko Soal Syarat Anggota TNI Tinggi 160 Cm: Prajurit Disiapkan Buat Perang, Bukan Baris-berbaris

Moeldoko mengaku telah melihat kondisi masyarakat, terutama yang berada di daerah-daerah. Banyak dari mereka telah mempersiapkan diri dengan baik terutama di sektor pertanian. 

"Apa yang saya lihat dalam perjalanan ke daerah-daerah, masyarakat, suku-suku, menyiapkan diri dengan baik di sektor pertanian," kata Moeldoko dalam keterangan persnya di Bina Graha, Jakarta, Kamis (29/9/2022). 

"Dari sisi kenaikan BBM, masyarakat juga bisa menerima dengan baik. Saya tidak melihat bahwa ada sebuah situasi yang kritis di tengah-tengah masyarakat." 

Karena itu, Moeldoko pun mengkritik para mahasiswa dan sejumlah pihak terkait yang turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi.

Baca Juga: Buruh Tani Dorong Motor Protes Kenaikan BBM Dan Omnibuslaw

Menurut Moeldoko, apa yang dilakukan mahasiswa dan sejumlah elemen masyarakat yang unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM menunjukkan adanya demokrasi yang berjalan.

"Ada di kota-kota gejolak atau demo. Ini sesuatu yang hidup dalam sebuah negara demokrasi," ujar Moeldoko. 

Walaupun demikian, lanjut Moeldoko, aksi mereka turun ke jalan tersebut sebetulnya sedang memperjuangkan orang-orang kaya. 

Sebab, kata dia, berdasarkan data pemerintah, tercatat sebanyak 80 persen subsidi BBM dinikmati oleh masyarakat menengah dan kaya.

 

Baca Juga: Harga BBM Naik, Daya Beli Telur Lesu Peternak Kelimpungan

"Saya ingatkan bahwa ternyata 80 persen dari subsidi itu dinikmati oleh orang-orang menengah dan kaya," kata Moeldoko.

"Jadi, temen-teman mahasiswa turun ke jalan itu sebagian juga memperjuangkan orang-orang kaya." 

Itu sebabnya, Moeldoko menegaskan bahwa hal ini perlu dipahami oleh para mahasiswa. 

"Kalian turun ke jalan, kalian berkeringat, berdarah-darah yang kalian perjuangkan juga orang kaya. Ini tolong dipahami dengan baik," kata Moeldoko. 

Sebelumnya, Moeldoko pernah menyinggung soal pemberian subsidi yang tidak tepat sasaran.

Baca Juga: Gelar Demo di DPR, BEM Seluruh Indonesia & Buruh Tolak Kenaikan Harga BBM Subsidi

Menurut Moeldoko, subsidi yang sebelumnya diberikan kepada harga barang justru dinikmati oleh golongan menengah hingga orang kaya. 

"Justru sekarang, karena subsidinya dalam bentuk barang, orang menengah ikut menikmati subsidi itu dengan tidak malu-malu. Ini persoalan. Kalau kita lihat, orang kaya yang menikmati. Orang menengah menikmati," kata Moeldoko pada 18 Juli 2022. 

"Bayangkan, pemerintah harus mensubsidi (besarnya luar biasa) dan subsidi itu lari kepada orang-orang yang tidak tepat. Karena subsidinya subsidi (terhadap) barang." 

Oleh karena itu, pemerintah kemudian memikirkan perubahan skema pemberian subsidi untuk masyarakat.

Baca Juga: Harga Beras Naik Imbas Kenaikan Harga BBM, Pedagang Parah Keuntungan Terus Tergerus

Pada akhirnya pemerintah mengalihkan subsidi BBM untuk bantuan sosial upah (BSU) dan bantuan sosial (bansos) pengalihan subsidi BBM yang saat ini telah disalurkan ke masyarakat.

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU