> >

Ahli Digital Forensik: Data yang Bocor Bukan Menyerang BIN atau Presiden tetapi Kominfo

Politik | 11 September 2022, 01:08 WIB
Ahli Digital Forensik Ruby Alamsyah meneliti sejak 2019 mulai marak data pribadi masyarakat Indonesia yang bocor. Data tersebut banyak yang dijual. (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Peretasan data yang diklaim berisi surat Presiden Joko Widodo yang diungkap akun Bjorka di forum Breached bukan menyasar kepada Presiden maupun Badan Intelijen Negara (BIN).

Ahli Digital Forensik Ruby Alamsyah menilai peretasan tersebut untuk menyadarkan Kominfo terkait kerentanan keamanan siber. 

Menurutnya, sebelum data yang diklaim berisi surat rahasia Presiden Jokowi dibocorkan di forum Breached, pelaku sudah pernah menjual data pribadi yang berhasil diretas.

Baca Juga: 1,3 Miliar Data Pengguna Kartu SIM Ponsel Bocor, Menkominfo: Kita Bisa Jaga Agar Tak Diterobos!

Namun Kominfo beranggapan data tersebut tidak valid dan menyatakan Bjorka berbohong. 

Hal ini membuat pelaku mengeluarkan identitasnya dengan mengunggah sebuah sinyal bahwa dirinya bisa meretas data lain yang berkelas dan berkualitas untuk dijual.

"Ini terjadi karena kesalahan litigasi dari Kominfo dan kesalahan dari statement Kominfo, baik Dirjen maupun Pak Menteri. Kalau mau fair itu yang terjadi saat ini," ujarnya di program Kompas Petang KOMPAS TV, Sabtu (10/9/2022).

Lebih lanjut Ruby menjelaskan langkah pemerintah dalam mitigasi kebocoran data pribadi memang sangat kurang sehingga selalu melakukan kesalahan untuk mengatasinya.

Baca Juga: Johnny G Plate Diduga Kena Doxing Hacker Bjorka, Data Pribadinya Bocor Pas Ultah ke-66 Hari ini

Bahkan setiap instasi yang berkepentingan dan bertangung jawab terhadap kebocoran data pribadi tidak mau mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada masyarakat.

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU