> >

Dengan Nakhoda Baru, PPP Diprediksi akan Hengkang dari KIB Tinggalkan Golkar dan PAN

Rumah pemilu | 9 September 2022, 17:08 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri jas biru), dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa (kanan kemeja hijau) di Kantor KPU RI, Jakarta. (Sumber: Fadel Prayoga/Kompas TV)

Untuk diketahui, PPP bukan hanya sekali ini saja mengalami konflik di internal PPP. Pada 2017-2018, PPP juga mengalami dualisme kepemimpinan antara Romahurmuziy dan Djan Faridz.

Lalu pada 2019, PPP berganti pemimpin kembali, akibat Romahurmuziy yang ketika itu menjadi Ketua Umum PPP, terlibat kasus korupsi.

Bicara soal kepemimpinan dan korupsi di PPP, bukan hanya terjadi pada Romahurmuziy. Sebab pada 2015, Suryadharma Ali bekas Menteri Agama era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), juga pernah terlibat korupsi.

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Jokowi akan Ajukan Nama Calon Panglima TNI ke DPR sesuai Mekanisme

Menurut Ari, konflik demi konflik yang terjadi di internal PPP terjadi karena partai tersebut gagal melakukan manajerial kepemimpinan.

“Konflik internal PPP sangat berdampak terhadap soliditas dan proses kerja-kerja politik dalam menaikkan elektoral,” ujarnya.

“Saya begitu khawatir perolehan suara PPP dari pemilu ke pemilu akan terus merosot karena partai ini lebih disibukkan dengan urusan rumah tangganya sendiri.”

Sebagai informasi, Suharso Monoarfa dipecat dari posisi Ketua Umum PPP melalui forum Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang digelar pada Minggu (4/9/2022).

Pemecatan Suharso terjadi sebagai buntut dari pernyataannya soal "amplop kiai".

Kemudian, partai menunjuk Muhamad Mardiono sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP.

Namun, Suharso tak terima dengan keputusan tersebut. Meski demikian, Tim hukum DPP PPP menyatakan siap jika Suharso melayangkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU