> >

Kabar Gembira! Tes Mata Pelajaran di Jalur SBMPTN Dihapus, Ini Gantinya

Update | 7 September 2022, 13:05 WIB
Ilustrasi pelaksanaan (UTBK) dalam SBMPTN. Mendikbud Ristek Nadiem Makarim hapus tes pelajaran di jalur SBMPTN dan diganti dengan tes skolastik. (Sumber: Dok. Humas Universitas Jember via KOMPAS.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim mengubah sistem seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN), salah satunya aturan terkait Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Menurut penuturannya, perubahan yang dimaksud yakni dengan menghapus tes mata pelajaran di jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

"Seleksi nasional berdasarkan tes sekarang tidak ada lagi tes mata pelajaran," kata Nadiem saat peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-22 secara daring, Rabu (7/9/2022).

Langkah ini dilakukan, karena tes materi pelajaran dalam seleksi SBMPTN sangat membebani peserta didik maupun guru.

Di mana ujian dilakukan dengan menggunakan banyak materi dari banyak mata pelajaran yang secara tidak langsung memicu turunnya kualitas pembelajaran. 

"Saat ini SBMPTN mengujikan banyak sekali materi dari banyak mata pelajaran, peserta didik harus banyak menghafal, banyak guru terpaksa atau terdorong untuk mengejar penuntasa materi, namun kurang menekankan pemahaman," ucapnya.

"Tekanan itu membuat guru menghabiskan waktu belajar untuk melatih peserta didik dalam mengerjakan soal-soal latihan UTBK. Dampaknya kualitas pembelajaran yang mendalam turun di sekolah-sekolah."

Adapun dampak terbesar lainnya, kata dia, adalah hal ini menyebabkan adanya kesenjangan bagi peserta didik dari keluarga tak mampu yang tak bisa mengikuti bimbingan belajar. 

"Dan salah satu dampak terbesar juga, adalah banyaknya peserta didik tertekan karena merasa harus mengikuti berbagai bimbingan belajar. Tekanan ini menjadi beban finansial dan mental bagi peserta didik," ujarnya.

"Ini sanga sulit dan diskrimnitaif terhadap peserta didik yang kurang atau tidak mampu untuk mengikuti berbagai macam bimbingan belajar yang mahal."

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU