> >

Cacar Monyet: Pemerintah Diminta Perketat Pintu Masuk, Pakar Sebut Pria Paling Berisiko

Kesehatan | 23 Agustus 2022, 20:01 WIB
Ilustrasi. Ahli menyebut cacar monyet tidak berbahaya dibandingkan wabah lain seperti Covid-19, pes, ebola, sampai cacar. (Sumber: Shutterstock/Berkay Ataseven/Kompas.com)

 

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah diminta mewaspadai pelaku perjalanan luar negeri menyusul penemuan kasus pertama cacar monyet di Indonesia.

Pasien pertama cacar monyet di Indonesia adalah pria asal Jakarta, berusia 27 tahun dan memiliki riwayat perjalanan luar negeri. Saat ini, sudah ada 89 negara yang mengkonfirmasi adanya kasus cacar monyet. 

Pakar biostatistika epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo, meminta Kementerian Kesehatan melakukan surveilans sebagai langkah pencegahan masuknya wabah cacar monyet ke Tanah Air.

Baca Juga: Jokowi soal Cacar Monyet Sudah Masuk Indonesia: Tak Perlu Panik, Penularan Bukan Lewat Droplet

Surveilans merupakan analisis secara sistematis dan terus-menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan peristiwa yang sedang terjadi.

Menurut Windhu, surveilans dapat dilakukan di setiap pintu masuk negara, terhadap faktor yang berisiko tinggi, terutama pada lelaki.

"Pemerintah harus melakukan surveilans terhadap faktor risiko pada mereka yang berisiko tinggi, terutama pada lelaki," ujar Windhu, Senin (22/8/2022), dikutip dari Kompas.com.

Windhu menjelaskan, kelompok yang paling berisiko tertular cacar monyet ini adalah laki-laki. Dalam catatannya, 99 persen dari 39 ribu kasus cacar monyet itu dialami kelompok pria.

"Jumlah kasus ini di luar wilayah endemi. Awal tahun ini sudah muncul sebanyak 39 ribu kasus," katanya.

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU