> >

Cerita Pedagang Naikkan Harga Mi Instan: Dulunya Modal Rp3.000 per Bungkus, Sekarang Naik

Peristiwa | 11 Agustus 2022, 14:33 WIB
Wati, pedagang mi instan yang menaikkan harga mi instan di tengah isu kenaikan harga produk dari gandum. (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Wati, seorang pedagang warung mi instan di Palmerah, Jakarta Barat, mengisahkan ia harus menaikkan perlahan harga mi instan di warungnya lantaran harga bahan-bahannya juga naik.  

Kepada jurnalis Kompas TV Ni Putu Trisnanda, Wati mengisahkan, ia harus menaikkan harga hingga Rp1.000 rupiah.

Harga itu, katanya, untuk tiap semangkuk mi instan yang ia jual ke pembeli, baik mi goreng maupun mi kuah. 

“Naik dikit, dulunya (modal) Rp3.000 jadi Rp4.000. Itu untuk semua jenis mi,” katanya dalam tayangan program Kompas Siang, Kamis (11/8/2022).

Wati lantas menceritakan, ia harus menaikkan harga mi di warungnya lantaran memang harga di pasaran sedang naik.

Kenaikan itu sebesar Rp500 hingga Rp1.000 rupiah per bungkus mi.

“Tadinya harga (semangkuk mi) Rp7.000 untuk yang tidak pakai telur, sekarang naik seribu, jadinya Rp8.000,” paparnya.

Baca Juga: Harga Mie Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat, Berikut Daftar Harga Terbaru di Warung

Hal serupa juga dikatakan pembeli bernama Uus yang berada di lokasi. Ia mengeluhkan harga mi yang naik. 

"Kalau masih seribu tidak masalah kali ya. Tapi kalau sudah 2.000 gitu, ya kita mikir-mikir ya sebagai pembeli makanan," paparnya. 

Apalagi, kata dia, dalam waktu seminggu, ia bisa empat hingga lima kali mengonsumsi mi instan. Harga yang naik akan membuatnya keberatan. 

Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan, harga mi instan tidak akan mengalami kenaikan tiga kali lipat seperti informasi yang beredar di masyarakat selama ini.

"Mi instan tidak akan naik tiga kali karena gandum memang trennya naik, karena gagal panen di Australia yakni sekitar 67 juta ton gagal panen," kata Mendag Zulkifli Hasan usai meninjau harga kebutuhan pangan di Pasar Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis.

Baca Juga: Beda dari Mentan, Mendag: Harga Mi Instan Tak akan Naik 3 Kali Lipat

Sebelumya seperti diberitakan KOMPAS.TV,  Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut, harga mi instan akan naik tiga kali lipat.

Hal itu karena pasokan gandum yang semakin terbatas sebagai imbas perang Rusia-Ukraina. Syahrul mengatakan, kenaikan harga mi instan akan terasa lebih signifikan dari yang terjadi saat ini.

"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar. Jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) tiga kali lipat," kata Syahrul dalam webinar yang diadakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Senin (8/8/2022).

"Saya bicara ekstrem aja, ada gandum, tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," ucapnya.

Gandum adalah bahan baku untuk membuat mi instan. Ekspor gandum Rusia-Ukraina yang biasanya memasok hingga 40 persen kebutuhan dunia, kini tersendat akibat perang.

Sesuai dengan hukum ekonomi, ketika pasokan berkurang namun permintaan tetap atau bahkan meningkat, maka harga gandum akan naik.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang warganya banyak mengonsumsi mi instan. Indonesia juga memiliki perusahaan yang berstatus salah satu produsen mi intan terbesar di dunia, yaitu Indofood.

Selain dari Rusia dan Ukraina, Indonesia juga mengimpor gandum dari negara lain. Misalnya Australia. Namun, karena pasokan bahan bakunya terbatas, otomatis harga mi instan di dalam negeri juga ikut naik.

 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU