> >

Di Balik Pidato Megawati, Ternyata Tukang Bakso Sukses Ubah Desa Tertinggal Jadi Maju di Wonogiri

Berita utama | 28 Juni 2022, 09:10 WIB
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri saat makan pangsit bakso di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/6/2022). (Sumber: (KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA))

Desa ini berisi rumah-rumah megah bertingkat seperti di kawasan elit. Rumah-rumah ini adalah milik para tukang bakso yang merantau berdagang.

Sekretaris Desa Bubakan, Suparto, membenarkan 70 persen warganya merupakan perantau, dengan mayoritas berprofesi sebagai penjual bakso dan jamu.

“Penduduk Desa Bubakan ada sekitar 5 ribu orang, yang tersebar di 10 dusun. Dan mayoritas mereka adalah perantauan,” katanya, Kamis (20/5/2021).

Menurut Suparto, warga Desa Bubakan baru ramai saat hari raya atau ada acara hajatan.

Suparto lebih lanjut bercerita, Desa Bubakan sebelumnya adalah desa tertinggal. Mayoritas penduduknya Bertani.

Baca Juga: Tukang Bakso Dikenai Pajak Rp6 Juta Sebulan di Binjai: Saya Sampai Tak Bisa Tidur, Bingung

Hingga kemudian pada 1980-an, pengusaha asal Sukoharjo, Mbah Joyo mengajaknya sejumlah warga desa merantau.

“Mereka ikut Mbah Joyo, jualan jamu dan bakso. Mereka diminta menunggu cabang milik Mbah Joyo itu,” ujarnya.

Setelah belajar cara membuat dan berjualan jamu saat bekerja dengan Mbah Joyo, mereka kemudian membuka usaha mereka sendiri. Saat berwirausaha tersebut, mereka mengajak warga desa yang lain untuk bekerja di warungnya.

“Dari situ, banyak warga yang mulai merantau ke berbagai kota di Indonesia. Mereka jualan jamu dan bakso, dan sukses,” ujarnya.

Kesuksesan warga Desa Bubakan itu pun terus diwariskan ke generasi berikutnya hingga sekarang.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU