> >

Kualitas Udara di 4 Daerah di Indonesia Ini Tidak Sehat, Apa Itu Kualitas Udara?

Viral | Diperbarui 17 Juni 2022, 09:30 WIB
Ilustrasi polusi udara di Jakarta. (Sumber: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kualitas udara di Jakarta, Pasarkemis, Depok, dan Bekasi masuk kategori tidak sehat berdasarkan situs informasi kualitas udara di dunia, IQAir.

Menurut pantauan KOMPAS TV, per pukul 08.00 WIB pagi hari ini, Jumat (17/6/2022), kualitas udara yang tidak sehat tersebut tercatat selama empat hari sejak Selasa (14/6/2022).

Menurut prakiraan, kualitas udara di keempat wilayah tersebut masih tidak sehat hingga Sabtu (18/6/2022) esok hari.

Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Terburuk Ketiga di Dunia Hari Ini, Wagub DKI: Memang Ada Peningkatan Polusi

Mengutip dari situs Korporasi Universitas untuk Penelitian Atmosfer (University Corporation for Atmospheric Research/UCAR), kualitas udara diukur menggunakan Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) berdasarkan konsentrasi polutan yang terkandung di udara di lokasi tertentu.

Kualitas udara yang baik berarti udara bersih dan hanya mengandung sedikit partikel padat serta polutan kimia.

Sebaliknya, kualitas udara yang buruk mengandung polutan tingkat tinggi, seringkali tampak berkabut, dan berbahaya bagi kesehatan maupun lingkungan.

Semakin kecil nilai indeks kualitas udara (AQI) di suatu wilayah, maka semakin baik kualitas udaranya.

Secara internasional, AQI terbagi menjadi enam kategori yang menunjukkan tingkat peningkatan risiko kesehatan terkait polusi udara.

  1. Nilai AQI 0-50: udara baik untuk kesehatan
  2. Nilai AQI 51-100: kualitas udara sedang untuk kesehatan
  3. Nilai AQI 101-150: udara tidak sehat untuk masyarakat rentan/sensitif
  4. Nilai AQI 151-200: udara tidak sehat untuk kesehatan
  5. Nilai AQI 201-300: udara sangat tidak sehat
  6. Nilai AQI 301-500: udara berbahaya bagi kesehatan

Namun, di Indonesia hanya dibagi menjadi lima, dengan mengkategorikan nilai AQI 151-200 sebagai udara tidak sehat, artinya merugikan manusia dan kelompok hewan yang sensitif, serta menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun estetika.

Standar tersebut mengacu kepada Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP 45/MENLH/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara.

Berdasarkan data IQAir pada Jumat hari ini pukul 08.00, nilai AQI Jakarta mencapai 181. Artinya, tingkat polusi di wilayah ini tergolong tinggi sehingga tidak sehat bagi kesehatan.

Nilai AQI Pasarkemis, Jawa Barat (Jabar) di waktu yang sama mencapai 163. Kemudian, nilai AQI Depok, 161. Sementara nilai AQI Bekasi, Jabar sebesar 158. 

Nilai AQI tersebut akan terus berubah seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat pada pagi hingga malam nanti.

Baca Juga: Duh! Kualitas Udara di Jakarta Tadi Pagi Pukul 10.00 WIB Menjadi yang Terburuk di Dunia, Kok Bisa?

Sementara itu, polutan utama di semua wilayah tersebut ialah PM 2.5 atau partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikrometer.

Adapun ambang batas udara yang baik untuk kesehatan memiliki kadar PM 2.5 sebesar 65 µgram/m3.

Untuk melindungi diri dari bahaya polusi udara, masyarakat yang tinggal di wilayah dengan kualitas udara buruk atau tidak sehat disarankan untuk mengenakan masker, menghindari aktivitas di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor, serta menyalakan pemurni udara.

Lebih dari itu, untuk memperbaiki kualitas udara di lingkungan sekitar, ada beberapa hal yang harus dilakukan secara kolektif atau bersama-sama.

Melansir dari Kompas.com, setidaknya ada empat langkah menjaga kualitas udara agar tetap bersih, yakni:

1. Tanam pohon

Wilayah yang hanya memiliki sedikit pohon akan lebih mudah tercemar. Peran pohon sangatlah penting untuk menetralkan atau membersihkan udara dari polusi. Usahakan untuk menanam pohon di beberapa tempat di sekitar rumah, supaya kualitas udara tetap terjaga.

2. Gunakan transportasi ramah lingkungan

Penggunaan kendaraan bermotor yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran udara. Maka sangat penting untuk mulai beralih menggunakan transportasi yang lebih ramah lingkungan, misalnya sepeda ataupun berjalan kaki. Bila bepergian jauh, bisa menggunakan transportasi umum.

3. Saring udara

Pabrik seharusnya membangun cerobong udara sebaik mungkin. Agar udara yang keluar ke permukaan jauh lebih bersih dan tidak menyebabkan polusi. Selain lebih bersih, udara yang keluar juga jauh lebih sedikit karena sudah disaring terlebih dahulu.

4. Kurangi penggunaan bahan bakar fosil

Gunakanlah bahan bakar yang jauh lebih ramah lingkungan. Bahan bakar yang terbuat dari fosil akan menghasilkan polutan, dan akhirnya menimbulkan polusi serta menurunkan kualitas udara.

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU