> >

BIN Angkat Bicara Soal Temuan Mortir yang Dilaporkan Impor dari Serbia untuk Dipakai di Papua

Politik | 16 Juni 2022, 22:05 WIB
Sebuah mortir yang tidak meledak ditemukan pasukan TPNPB di Kiwirok. Foto ini diabadikan pada 18 Oktober 2021. BIN sendiri membantah mengimpor mortir yang dikabarkan digunakan di Papua. (Sumber: Sebby Sambom/Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Intelijen Negara (BIN) memastikan tidak memiliki senjata dan membeli mortir seperti yang dilaporkan kelompok pemantau senjata yang berbasis di London, Conflict Armament Research (CAR) yang dikirim ke Reuters.

Deputi II Bidang Intelijen Dalam Negeri BIN Mayjen TNI Edmil Nurjamil menjelaskan BIN tidak memiliki peralatan dan membeli mortir. 

Peralatan seperti itu merupakan milik TNI. Edmil membantah bahwa senjata itu milik BIN atau dibeli oleh BIN.

Baca Juga: KSAL Yudo Pastikan Bakal Investigasi Insiden Mortir TNI AL yang Nyasar ke Rumah Warga di Pasuruan

Mortir tersebut dilaporkan gagal meledak di Distrik Kiwirok, Papua. Diduga mortir tersebut diimpor dari Serbia untuk dijatuhkan di desa-desa di Papua. 

"Kami enggak punya peralatan itu. Milik TNI itu, Mas. Kan Pangdam-nya sudah mengakui itu senjata TNI," ujar Edmil, Kamis (16/6/2022). Dikutip dari Kompas.com.

"Kita enggak main-main begitu. Panglima kodam itu kan sudah menyampaikan yang bulan apa itu," sambung Edmil.

Dalam pemberitaan Kompas.com pada 1 Desember 2021, Panglima Kodam Cenderawasih Mayjen Ignatius Yogo Triyono membenarkan pasukannya menembakkan mortir di Kiwirok. 

Baca Juga: BIN Resmikan Kampus Pintar Intelijen, Dilengkapi Lab Nuklir, Bio Molekuler hingga "Wangsa Avatar"

Yogo berkata, pasukannya membutuhkan mortir karena medan Pegunungan Bintang yang terjal. Ledakan mortir, dapat membuat efek kejut pada kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Pemberitaan Reuters disebutkan hampir 2.500 mortir yang diduga dibeli dari Serbia. Mortir tersebut disebutkan dibeli untuk mata-mata Indonesia tahun 2021 dan dimodifikasi untuk dijatuhkan dari udara. 

Peluru mortir 81mm itu digunakan dalam serangan pada bulan Oktober 2021 lalu di desa-desa di Papua, yang dilaporkan dikuasai separatis.

Baca Juga: Pengakuan Intelijen AS: Vladimir Putin Jelas Sedang Sakit Parah

Menurut laporan dari kelompok pemantau senjata dan foto yang diberikan pada Reuters, beberapa mortir bahkan digunakan dalam serangan di delapan desa di Papua.

Dugaan pengadaan mortir oleh BIN juga tidak diungkapkan kepada komite pengawasan DPR yang menyetujui anggarannya.

Temuan ini sejalan dengan fakta lapangan yang ditemukan saksi mata dan pegiat HAM bahwa helikopter dan drone menembak dan menjatuhkan amunisi di delapan desa di Distrik Kiwirok selama beberapa hari sejak 10 Oktober 2021.

Dokumentasi yang dikumpulkan TPNPB menunjukkan sejumlah mortir gagal meledak. Namun, ada pula mortir yang meledak dan membakar rumah dan sebidang lahan.

Baca Juga: 3 Rumah Warga di Pasuruan Diduga Kena Mortir Nyasar TNI AL

Pengadaan mortir oleh BIN tersebut diduga tidak diungkapkan kepada komite pengawasan DPR yang menyetujui anggarannya.

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU