> >

Duh! Kualitas Udara di Jakarta Tadi Pagi Pukul 10.00 WIB Menjadi yang Terburuk di Dunia, Kok Bisa?

Peristiwa | 15 Juni 2022, 23:06 WIB
Suasana gedung bertingkat yang terlihat samar karena kabut polusi di Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019). Kualitas udara di DKI Jakarta memburuk pada tahun ini dibandingkan tahun 2018. Prediksi ini berdasarkan pengukuran PM 2,5 atau partikel halus di udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer). (Sumber: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kualitas udara di DKI Jakarta pagi tadi, Rabu (15/6/2022), menjadi yang paling terburuk di dunia.

Berdasarkan data di AQI Indeks, indeks kualitas udara di DKI Jakarta mencapai angka 185 US AQI pada pukul 10.00 WIB. Angka itu masuk ke kategori merah yang berarti tidak sehat.

Indeks kualitas udara di Ibu Kota mulai menurun pada pukul 12.00 WIB ke angka 165 US AQI.

Baca Juga: Kualitas Udara Tidak Sehat, Masyarakat Pontianak Diminta Kurangi Aktivitas di Luar Ruangan

Angka tersebut terus turun sampai pukul 17.00 WIB menjadi angka 65 US AQI dan masuk ke kategori sedang.

Disebutkan pula, cuaca di Jakarta tengah hujan dengan suhu 31 derajat celsius, kelembapan 66 persen, angin 27,8 km/h, dan tekanan 1009 mb.

Lantas, bagaimana penjelasan mengenai kualitas udara yang tidak sehat di Jakarta? Mengapa bisa terjadi?

Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yogi Ikhwan menjelaskan, penyebab kualitas udara buruk dan tidak sehat.

Merujuk data dari stasiun pemantau kualitas udara (SPKU), kelembaban udara pada hari Rabu memang tergolong tinggi, sementara suhunya rendah.

Hal tersebut menyebabkan polutan pencemar udara terkumpul dan terakumulasi di lapisan troposper.

"Maka akan terlihat kondisi kualitas udara seperti kabut, didukung juga dengan cuaca yang mendung," kata Yogi, mengutip Kompas.com.

Baca Juga: LBH Jakarta Beri Anies Rapor Merah, Ini Jawaban Pemprov DKI soal Buruknya Kualitas Udara Jakarta

Untuk melindungi diri dari polusi udara yang tidak sehat, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan, yakni mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, menutup jendela, atau menggunakan alat penjernih udara.

Jika memungkinkan, hindari aktivitas di luar ruangan untuk terhindar dari udara tak sehat.

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Kompas.com


TERBARU