> >

Jika PKS dan PKB Berkoalisi di Pemilu 2024, Muhaimin Iskandar Diusulkan sebagai Capresnya

Politik | 8 Juni 2022, 23:53 WIB
Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al Habsyi memberikan sambutan dalam perayaan Milad ke-20 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (29/5/2022). (Sumber: Dok. DPP PKS)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Langkah membentuk poros baru agar ada tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024 mendatang terus dilakukan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sekretaris Jenderal DPP PKS, Aboe Bakar Al Habsyi menjelaskan, langkah tersebut bisa saja terwujud jika PKS dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berkoalisi di Pemilu 2024.

Menurut Aboe Bakar, tidak masalah bagi PKS jika nantinya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar diusulkan sebagai capres dari koalisi PKS-PKB.

Yang pasti, harus ada dua atau tiga calon capres dan cawapres di Pilpres 2024.

Baca Juga: Terkait Bakal Capres: PKS dan Nasdem Tunggu Keputusan, Golkar Konsisten Usung Airlangga Hartarto

Hal itu bisa dibicarakan bersama sambil melihat kelayakan dan rekam jejak Muhaimin selama ini.

"Kita berusaha muncul tidak dua calon, tiga calonlah. Jadi kalau sekarang ada KIB, lantas siapa tahu nanti coba-coba PKS dan PKB membuat alur lagi baru, supaya muncul ada dua, soalnya yang ketiga sudah pasti golden ticket," ujar Aboe di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (8/6/2022) dikutip dari Kompas.com.

Aboe menilai, koalisi PKS yang mendapat peringkat keenam dan PKB di posisi keempat di Pileg 2019 ini bukan hal yang dipaksakan. PKS dan PKB memiliki sejarah panjang.

Pada 1999, PKS dan PKB serta partai berbasis Islam lainnya yang masuk dalam koalisi poros tengah dapat mengantarkan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai presiden RI ke-4.

Baca Juga: PKB Buka Opsi Koalisi Pilpres 2024 dengan PKS

Di era pemerintahan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, PKS dan PKB bekerja sama di kabinet Indonesia Bersatu jilid 1 dan 2.

"Buat PKS, partai yang tidak terlalu besar-besar amat dan ada di luar pemerintahan, kita ingin berusaha ada di dalam pemerintahan, artinya kita harus menang," ujar Aboe.

Aboe menambakan, selain melakukan penjajakan dengan PKB, partai yang dipimpin Ahmad Syaikhu ini juga berkomunikasi dengan tokoh-tokoh lain yang diwacanakan maju sebagai Capres seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Erick Thohir, dan Ridwan Kamil.

Baca Juga: PKS Akan Ajukan Gugatan PT 20 Persen, Gatot Nurmantyo: Sudah Basi

Menurut Aboe, hal ini untuk mensiasati jika koalisi ingin mengusung nama capres di luar kader.

Ia juga tidak memungkiri bahwa situasi yang terjadi di menit-menit akhir jelang pendaftaran capres bakal menjadi faktor yang mempengaruhi penentuan nama calon presiden.

"Pada last minute pasti ada gerakan yang berbeda, dan itu kebiasaan di Indonesia, padahal kita inginkan percintaan ini, perjodohan ini dibangun dari sejak dini hari sehingga begitu menentukan orang yang terbaik untuk bangsa Indonesia," ujar Aboe.

Diketahui, sejauh ini baru Partai Golkar, PAN dan PPP yang mendeklarasikan adanya koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Belakangan, Partai Nasdem juga mulai mengundang sejumlah petinggi partai lain untuk membicarakan arah kerja sama di Pemilu 2024.

Petinggi partai yang diundang Ketum Nasdem Surya Paloh yakni Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Baca Juga: SBY Temui Surya Paloh, Kepala BPOKK DPP Partai Demokrat: Sudah Direncanakan!

Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Ketum Golkar Arilangga Hartarto. 

Sedangkan Partai Demokrat baru melakukan aksi pendekatan politik untuk kerja sama di Pemilu 2024 dengan Partai Nasdem.

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas.com


TERBARU