> >

Epidemiolog Dorong Pemerintah Cabut Kebijakan PPKM, Ini Alasannya

Peristiwa | 22 Mei 2022, 18:17 WIB
Ilustrasi PPKM. Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Pandu Riono mendesak pemerintah menghapus kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Sumber: Kompastv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Pandu Riono mendesak pemerintah menghapus kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pandu menjelaskan, terdapat alasan kuat mengapa aturan PPKM sebaiknya disudahi, yakni akan berdampak pada pemulihan ekonomi.

"Kalau bicara ekonomi, harusnya PPKM dicabut. Jadi masyarakat bisa bergerak seperti biasa, beraktivitas secara tenang, mau ngantor, kerja pabrik juga penuh," kata Pandu, Minggu (22/5/2022), dikutip dari Antara

Sebagai gantinya, dia meminta pemerintah untuk meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) serta memastikan masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan utamanya tetap memakai masker, meskipun berada di luar ruangan. 

Menurut dia, kebiasaan bermasker dan vaksinasi booster merupakan kombinasi ideal dalam mengantisipasi risiko penularan Covid-19.

"Tapi tetap pakai masker dan juga vaksinasi booster," ujarnya. 

Mengingat, lanjut Pandu, status pandemi Covid-19 belum dicabut oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sehingga risiko penularan masih ada.

"Harapannya, kita seharusnya kalau mau dilonggarkan, bukannya masker (dilepas di luar ruangan). PPKM-nya yang dihentikan, sebab ekonomi melemah karena PPKM," tegas Pandu. 

Baca Juga: Akankah PPKM Dihapus dalam Waktu Dekat? Menko PMK: Peluangnya Sangat Besar

Adapun alasan lain Pandu mendorong PPKM dihentikan, yakni melihat laporan survei terakhir sebelum Lebaran 2022, di mana di Jawa-Bali terjadi peningkatan proporsi penduduk yang mempunyai antibodi SARS CoV-2 penyebab Covid-19 sebesar 99,2 persen.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Antara


TERBARU