> >

IKN Rentan Ancaman Militer, Pengamat Militer Sebut Itu Konsep Perang Konvensional

Politik | 14 Mei 2022, 05:05 WIB
Penanganan jalan menuju IKN Nusantara dari Kabupaten Penajam Paser Utara mulai dilaksanakan. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat militer Khairul Fahmi merespons pernyataan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto. Gubernur Lemhanas dalam webinar IKN Series menyebutkan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara rentan ancaman militer.

Khairul Fahmi sependapat dengan pernyataan Gubernur Lemhanas jika dilihat dari sudut pandang perang konvensional. Namun, ia mengingatkan kerentanan dan potensi ancaman saat ini justru lebih banyak teknologi dari perang modern.

“Artinya, tidak ada lokasi yang benar-benar aman bahkan di lubang semut sekalipun,” ujarnya, Jumat (13/5/2022).

Baca Juga: Warga Desa Bumi Harapan Belum Dapat Sosialisasi Relokasi Terkait Pembangunan IKN

Ia menilai konsepsi perang konvesional tidak bisa menjadi acuan dalam pembangunan kapabilitas Nusantara. Sebab, selalu ada cara yang mungkin dilakukan untuk menembus lawan dengan kendali jarak jauh.

“Perang pertahanan sistem keamanan, berubah dari yang semula alamiah menjadi sistemik dan terkelola, dan teknologi artificial,” ucapnya.

Ia mencontohkan, negara Singapura terbilang rentan dari sisi lokasi. Faktanya, Singapura menjadi negara maju dan utuh dengan teknologi mutakhir. Bahkan, Singapura berhasil menempatkan diri menjadi variabel penting dalam hubungan internasional di kawasan Asia Tenggara.

Ia menuturkan konsekuensi dari pernyataan Lemhanas bagaimana menyiapkan sistem pertahanan keamanan yang bisa melindungi IKN. Rumusannya harus menjadi diskusi berbagai pihak dan bahasan diskusi harus digeser dari seberapa aman menjadi bagaimana mengamankan.

Merujuk rekomendasi Lemhanas, ia mendorong persiapan langkah preventif yang bertumpu pada penangkalan pertahanan udara dan laut diiringi peningkatan mobilitas strategis di darat menjadi prioritas serta penempatan kekuatan dan komando kendali memikirkan jarak aman IKN.

Baca Juga: MK Kembali Gelar Uji Materi UU Ibu Kota Negara, Saksi Ragu IKN Dorong Pemerataan Ekonomi

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU