> >

Jasa Marga Sebut Beban Arus Balik Bakal Lebih Tinggi Dibanding Arus Mudik, Ini Sebabnya

Update | 4 Mei 2022, 22:05 WIB
Head Corporate Communication PT Jasa Marga Dwimawan Heru Susanto saat menjelaskan persiapan arus balik di program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Rabu (4/5/2022). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Beban arus balik dinilai akan lebih tinggi dibanding arus mudik. Sebab, seluruh kendaraan tertuju ke Jabodetabek.

Head Corporate Communication PT Jasa Marga Dwimawan Heru Susanto menjelaskan, saat arus mudik, masyarakat yang pulang kampung tidak terdistribusi ke satu tujuan, melainkan terpecah ke daerah-daerah di Pulau Jawa.

Sementara untuk arus balik, seluruh kendaran pemudik akan tertuju ke satu daerah, yakni Jakarta. Hal ini akan menimbulkan beban yang tinggi di jalan tol atau jalan arteri menuju Jabodetabek. 

Baca Juga: Catat! Ini Jadwal Pemberlakuan Satu Arah Saat Puncak Arus Balik Lebaran 2022

"Kalau arus mudik dari Jabodetabek terdistribusi, ada yang keluar di Cirebon, Semarang, Surabaya. Nah kalau balik, ini semua akan ke arah Jakarta. Jadi bebannya akan tinggi di Jakarta," ujar Dwimawan saat memberi keterangan dalam program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Rabu (4/5/2022).

Tak hanya itu, Dwimawan menambahkan, waktu arus mudik juga lebih panjang dibandingkan arus balik. 

Waktu arus balik hanya lima hari, terhitung mulai 4 Mei 2022 atau H+1 Lebaran hingga H+5 Lebaran pada Minggu (8/5/2022) dengan puncak arus diprediksi terjadi pada 6, 7 dan 8 Mei 2022.

Menurut Dwimawan, mulai 4 Mei 2022 hingga puncak arus mudik, jumlah kendaraan yang masuk ke jalan tol akan tinggi. 

Baca Juga: Penting, Ini 4 Rute Alternatif dari Jakarta ke Bandung Antisipasi Dampak One Way Arus Balik Lebaran

Untuk itu, Dwimawan menyatakan imbauan Presiden Jokowi agar kembali lebih cepat atau setelah puncak arus mudik dapat dijalankan untuk mengurangi beban kemacetan yang diperkirakan akan terjadi di titik menuju Jakarta.

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU