> >

Demi Kelancaran Mudik, Kemenhub Tingkatkan Waktu Kerja Prasarana Transportasi Udara

Berita utama | 27 April 2022, 01:40 WIB
Sejumlah pesawat Garuda Indonesia parkir di apron Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang pada 28 April 2017. (Sumber: AP Photo/Dita Alangkara, File)

 

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meningkatkan waktu kerja prasarana moda transportasi udara untuk kelancaran mudik.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan, selain moda transportasi darat berupa angkutan jalan, ada tiga moda lain yang sudah dikelola dengan baik.

Salah satunya adalah dengan memetakan permintaan (demand) pasar dari masing-masing moda tersebut.

“Sejauh ini ketiganya sudah kita manage dengan baik. Artinya, demand dari pergerakan itu sudah kita petakan, dan kita siapkan sarana prasarana yang dibutuhkan,” tutur Menhub dalam acara B-Talk Kompas TV, Selasa (26/4/2022) malam.

“Contohnya (moda transportasi) udara. Udara demand-nya cukup tinggi. Kita improve dengan meningkatkan waktu kerja dari prasarananya, katakanlah tadinya sampai jam lima, jadi jam sembilan.”

Baca Juga: Beberkan Rekayasa Lalu Lintas Mudik Lebaran, Kakorlantas: Kesannya Menyakiti Orang

Hal lain yang dilakukan agar pergerakan pesawat menjadi lebih maksimal adalah meningkatkan waktu operasional.

Demikian pula dengan kereta api, pihaknya sudah melakukan rapat dengan penyedia layanan kereta api.

“Tujuan mana saja yang favorit. Sehingga beberapa sarana itu kita arahkan ke tempat yang favorit,” ungkap Budi.

“Untuk (moda transportasi) laut, kita petakan ke daerah mana saja yang pergerakannya banyak. Bahkan secara spesifik bisa saya sampaikan ke daerah Jawa Timur, khususnya Madura,” imbuhnya.

Budi juga menjelaskan mengenai empat hal yang harus diperhatikan pada masa mudik Lebaran tahun ini.

Keempatnya adalah prasarana, sarana, SOP, dan attitude atau kesepakatan dari pemudik sendiri.

Dalam acara yang sama, wartawan senior Kontan, Cipta Wahyana, menyebut ada tiga hal penting pada momen mudik kali ini.

“Pertama, jump start ekonomi, wisata,” tuturnya.

Selanjutnya, mudik sebagai ajang pembuktian apakah masyarakat mampu mengelola dan menerapkan protokol kesehatan selama masa mudik Lebaran.

“Ini menjadi pembuktian, kita bisa nggak mengelola protokol kesehatan. Jangan sampai setelah ini ada ledakan (kasus),” ungkap Cipta.

Yang ketiga, perlunya healing secara nasional setelah dua tahun dilanda pandemi.

Cipta menambahkan, berdasarkan hitungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, pada tahun ini sekitar 60 persen orang yang mudik akan berwisata.

"Saya pakai hitung-hitungannya Pak Sandiaga Uno. Kalau dibandingkan dengan 2019, sekitar 60 persen orang yang mudik akan berwisata," ujarnya.

“Kalau versinya Kemenparekraf, 48 juta, tapi kalau kita pakai angka 85 juta yang akan mudik berarti sekitar 51 juta orang akan berwisata.”

Baca Juga: Jasa Marga Beberkan Titik Tol yang Harus Diantisipasi Pemudik, Ini Daftarnya

“Kalau satu orang (mengeluarkan anggaran) Rp1,5 juta, maka sekitar Rp72 sampai Rp76 triliun,” lanjutnya.

Uang dengan jumlah mencapai puluhan triliun rupiah tersebut diharapkan mengalir ke daerah, mulai digunakan untuk sewa hotel, beli makanan dan minuman, oleh-oleh, dan sebagainya.

“Ini diharapkan men-jump start konsumsi yang memang selama ini menjadi andalan kita. Khusus untuk pariwisata, yang selama ini sangat tertinggal.”

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU