> >

Mahasiswa Masih Angkat Isu Tolak Penundaan Pemilu karena Ada Janji Pemerintah yang Belum Terpenuhi

Politik | 14 April 2022, 03:15 WIB
Salah seorang aktivis '98 Usman Hamid menyebut mahasiswa masih mengangkat isu penolakan penundaan pemilu dalam beberapa aksi karena ada janji pemerintah yang belum terpenuhi. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV/Kurniawan Eka Mulyana)

“Artinya, Usman boleh punya pendapat, tapi sekian puluh juta rakyat yang lain kan pendapatnya tidak sama dengan Usman, sehingga dia terpilih lagi pada 2019,” timpal Adian.

Adian menambahkan, kita tidak boleh menafikkan sekian banyak orang hanya karena seorang Usman Hamid.

“Bagaimana pun juga pemilu itu bukan untuk Usman Hamid. Tapi untuk seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana pun hasilnya, itulah dia.”

Menurutnya, secara personal, orang boleh mengatakan tidak setuju, bahkan boleh membangun imajinasi kekhwatiran tentang sesuatu.

“Tapi, apakah itu bisa menjadi alasan bagi intelektual untuk bergerak? Belum tentu,” kata dia.

Dalam acara itu, Adian Napitulu juga menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah beberapa kali menyampaikan penolakannya terkait penundaan pemilu.

“Soal tiga periode, ini agak membingungkan ya. Pertama, Jokowi sudah bilang, 'Yang minta tiga periode itu menjilat saya, menampar wajah saya, dan segala macam',” kata Adian.

“Lalu orang bilang masih kurang. Lalu Presiden katakan lagi, ‘Yang minta perpanjangan itu hak mereka. Tapi, saya akan patuh pada konstitusi’.”

Lalu, lanjut Adian, orang sibuk menafsirkan, konstitusi kapan? Nantikah, tahun depankah? Bulan depankah? Atau sekarang?

Sebetulnya, kata Adian,  tidak perlu rumit. Jika Presiden berbicara tentang konstitusi, itu artinya konstitusi per hari ini.

“Tapi itu dianggap masih kurang juga. Lalu Presiden sampaikan untuk ketiga kalinya, pemilu tetap berjalan.”

Bahkan, menurutnya, tidak ada satu pun langkah Presiden, pemerintah dan DPR menunda proses pemilu.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU