> >

5 Arahan Jokowi soal Perubahan Iklim: Peringatan Dini hingga Pemanfaatan AI dan Big Data

Peristiwa | 30 Maret 2022, 13:11 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan lima hal kepada pemangku kepentingan agar dapat beradaptasi dari perubahan iklim dunia yang kian mengkhawatirkan. (Sumber: YouTube Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan lima hal kepada pemangku kepentingan agar dapat beradaptasi dengan perubahan iklim dunia yang kian mengkhawatirkan.

Hal ini disampaikannya saat memberikan pengarahan dalam Puncak Peringatan HMD Ke 72: Expose Nasional Monitoring & Adaptasi Perubahan Iklim 2022, Rabu (30/3/2022).

Pertama, Jokowi meminta agar memperhatikan dengan serius terkait informasi cuaca dan perubahan iklim yang diberikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan instansi terkait lainnya.

"Kemudian formulasikan kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan cepat serta siapkan penanganan yang lebih baik untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim," ujar Jokowi.

Kedua, seluruh jajarannya diminta mengembangkan sistem peringatan dini yang handal di seluruh daerah dengan menyediakan data dan informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika secara cepat dan akurat yang dibutuhkan.

"(Ini) sangat dibutuhkan untuk menyusun mitigasi yang andal dan terukur," ujarnya.

"Manfaatkan artificial intelligence (AI), big data dan metode asimilasi insitu, teknologi high performance computing dan lakukan inovasi teknologi, rekayasa sosial dan cara-cara kreatif untuk membangun kesadaran, membangun ketangguhan, membangun partisipasi masyarakat," kata Jokowi. 

Baca Juga: Perubahan Iklim Semakin Nyata, Jokowi: Indonesia Tak Diuntungkan Sebagai Negara Agraris

Ketiga, Jokowi meminta lembaga-lembaga terkait khususnya BMKG melakukan sistem edukasi kebencanaan yang berkelanjutan. Mulai dari edukasi, literasi dan advokasi berkelanjutan.

"Kapasitas dan ketangguhan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim harus terus ditingkatkan agar masyarakat mampu merespons dengan cepat potensi risiko bencana," kata dia. 

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU