> >

Dalami Dugaan Penganiayaan di Kerangkeng Bupati Langkat Nonaktif, Polisi Bongkar Kuburan Penghuninya

Update | 12 Februari 2022, 13:39 WIB
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi saat memberikan keterangan terkait pembongkaran dua kuburan penghuni kerangkeng manusia milik Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin-angin, Sabtu (12/2/2022). (Sumber: Kompastv/Ant)

MEDAN, KOMPAS.TV - Dua kuburan penghuni kerangkeng manusia milik Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin-angin akhirnya dibongkar oleh Polda Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (12/2/2022).

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi mengungkapkan, pembongkaran itu dilakukan karena adanya dugaan bahwa dua penghuni kerangkeng tersebut telah mengalami penganiayaan.

"Pembongkaran kuburan ini untuk mendalami kasus adanya penghuni kerangkeng milik Terbit yang meninggal dunia, diduga menjadi korban penganiayaan," kata Hadi dikutip dari Antara, Sabtu.

Selanjutnya, Hadi menambahkan, jasad dari dua kuburan itu akan menjalani proses autopsi guna melengkapi proses penyidikan polisi.

Baca Juga: Polda Sumut Temukan Fakta Baru Kasus Dugaan Penganiayaan di Kerangkeng Milik Bupati Langkat

Sebagai informasi, dua kuburan tersebut berlokasi di tempat pemakaman umum (TPU) Pondok VII, Kelurahan Sawit Sebrang dan Desa Purwobinangun, Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat, Sumut.

"Identitas korban masing-masing A dan S. Penggalian kuburan ini melibatkan personel Ditreskrimum Polda Sumut serta Tim Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut," jelas Hadi.

Dengan demikian, lanjut Hadi, hingga saat ini jumlah korban meninggal dunia yang diduga dianiaya di dalam kerangkeng tersebut berjumlah tiga orang.

Hadi pun menegaskan, pihaknya akan terus melakukan pengembangan untuk mengungkap kemungkinan adanya korban meninggal lainnya yang diduga dianiaya di tempat itu.

Baca Juga: Soal Ruang Tahanan di Rumahnya, Bupati Langkat: Itu Bukan Kerangkeng Manusia, Tapi Tempat Pembinaan

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : KOMPAS TV/Antara


TERBARU