> >

Indonesia Sepakat Beli 42 Pesawat Tempur Rafale Buatan Prancis, Ini Spesifikasinya

Indonesia update | 10 Februari 2022, 23:09 WIB
Jet tempur milik Angkatan Udara Prancis, Rafale, sebelum demo terbang di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (25/3/2015). (Sumber: Kompas.id/Heru Sri Kumoro)

Rafale pun masih belum mencapai teknologi dengan kemampuan stealth aircraft, yakni tidak dapat terdeteksi radar hanud, seperti halnya dengan F-35 JSF.

Akan tetapi, Rafale jauh lebih “gesit” dalam kemampuan bermanuver, terutama dalam gerak menanjak tajam (superior climb rate). Di sisi lain, dengan persenjataan lengkap, Rafale mampu terbang mencapai Mach 1,4 tanpa menggunakan after burner atau tenaga dorongan mesin tambahan.

Kelebihan lainnya adalah Rafale memiliki performa yang tinggi dalam penerbangan pada ketinggian rendah karena dilengkapi dengan sayap kecil (canard) di dekat hidungnya yang memberikan kemampuan aerodinamik tambahan sebagai unsur daya angkat (lift).

Akan tetapi, kelemahan Rafale adalah tidak memiliki kemampuan cukup baik bila dibandingkan dengan SU-35 atau F-15 dalam terbang tinggi sampai 50.000 hingga 60.000 feet atau sekitar 15 hingga 18 km.

Demikian juga maksimum kecepatan yang bisa dicapai, hanya 1,8 Mach dibanding dengan SU-35 yang mampu mencapai kecepatan 2,5 Mach.

Rafale memang unggul dalam kelincahan gerakan, akan tetapi banyak kekurangannya dibanding dengan kemampuan pesawat SU-35 dan F-35. Mungkin dalam manuver di low altitude, Rafale sedikit unggul, akan tetapi performa lainnya masih berada di bawah SU-35 dan atau F-35.

Sedikit catatan di sini, perbedaan mendasar antara Rafale dengan SU-35 dan F-35 adalah tentang engine atau mesin penggerak.

Rafale dilengkapi dengan dua engine, sementara SU-35 dan F-35 bermesin tunggal. Dengan hanya bermesin satu, maka SU-35 dan F-35 lebih memiliki beban tambahan (pay load) yang dapat diisi peralatan maupun sistem senjata lainnya, dibanding dengan pesawat sejenis yang bermesin ganda.

Namun, tentu saja masing-masing pesawat memiliki kelebihan dan kekurangan dengan karakteristik pesawat bermesin ganda dan bermesin tunggal.

Sekarang ini, Angkatan Udara Prancis memiliki setidaknya 3 skuadron Rafale multi-role dan 2 skuadron nuclear-strike. Sementara, Angkatan Laut Prancis mengoperasikan 3 skuadron Rafale yang merupakan kelengkapan dari Kapal Induk Charles de Gaulle.

Di tahun 2018, satu skuadron Rafale menunjukkan kemampuannya dalam beroperasi dari kapal Induk Amerika Serikat USS George HW Bush.

Ke depan, jenis Rafale F-4 akan segera menggantikan peran dari lebih 100 pesawat Mirage 2000 yang hingga kini masih beroperasi aktif tetapi dipandang sudah ketinggalan jaman.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Kompas.id/Kompas.com


TERBARU