> >

Jelang Imlek: Gambang Kromong, Perkawinan Tradisi Tionghoa dan Betawi dalam Irama dan Lagu

Budaya | 29 Januari 2022, 17:59 WIB
Para pemain musik Gambang Kromong. Pengaruh tradisi Tionghoa dalam masyarakat Betawi salah satunya terlihat dari musik Gambang Kromong yang masih dimainkan sampai sekarang. (Sumber:Kompas.com-)

Komposisinya dapat berupa phobin–musik dan vokal–lopan atau phobin-musik dan vokal-phobin. Irama phobin dan lopan yang sama dapat dimainkan untuk mengiringi lagu yang berbeda.

Baca Juga: Asinan, Panggal hingga Golok Betawi Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda

Dahulu phobin merupakan irama khusus yang digunakan untuk mengiringi berbagai macam upacara dalam lingkaran hidup masyarakat Tionghoa tradisional.

Tidak heran bila phobin diambil dari nama-nama cerita rakyat Tionghoa seperti Phobin Poa Si Litan, Phobin Peh Pan Tau, Phobin Cu Te Pan, Phobin Cai Cu Siu, Phobin Cai Cu Teng (Punjung Cendekiawan Berbakat), Phobin Seng Kiok, Ma To Jin (Pendeta Perempuan), dan Jin Kui Hwe Ke (Jin Kui Pulang Kampung).

Sementara lagu sayur adalah lagu selingan atau hiburan yang biasanya berbentuk pantun khas Betawi, seperti  Jali-Jali, Cente Manis, Cente Manis Gula Batu, Cente Manis Kelapa Muda, Surilang, Balo-Balo, Stambul Siliwangi, Jali-Jali Kalih Jodo, Jali-Jali Si Ronda. Ada pula lagu Sipitung, Siangkri, Orang Bujang, Galatik Unguk, dan Stambul.

Dalam pementasan Gambang Kromong, nilai kekompakan dan ketertiban tecermin dalam suatu pementasan yang dapat berjalan secara lancar. 

Nilai kreativitas tecermin pada peralatan dan perlengkapan gambang kromong. Di awal munculnya, peralatan musik masih bersifat tradisional bernada pentatonis. Namun seiring waktu, penggunaan alat-alat musik modern juga ikut dimainkan sehingga menimbulkan bunyi yang lebih dinamis, seperti gitar listrik dan keyboard. 

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU