> >

Cak Imin Disentil PBNU, Peneliti: Langkah Tegas Demarkasi PKB dan Organisasi NU

Pro kontra | 26 Januari 2022, 16:16 WIB
Penulis buku Menjerat Gus Dur, Virdika Rizky Utama, sekaligus peneliti PARA Syndicate menilai langkah tegas PBNU era Gus Yahya Cholil Staquf memang sengaja untuk menarik batas pengaruh politik praktis di NU. (Sumber: Dok. Pribadi Virdika )

JAKARTA, KOMPAS.TV – Peneliti PARA Syndicate, Virdika Rizky Utama, menilai langkah tegas PBNU era Gus Yahya Cholil Staquf memang sengaja untuk menarik batas pengaruh politik praktis di NU.

Sebab, kata penulis buku kontroversial Menjerat Gus Dur (2019) itu, proses penarikan batas itu termasuk kepada Abdul Muhaiman Iskandar atau Cak Imin lewat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang secara historis memang bagian yang sulit dipisahkan dari PBNU.

Hal ini terkait safari politik yang dilakukan Cak Imin di pelbagai wilayah di Jawa Timur, bahkan diduga melakukan deklarasi pencapresan 2024 di Pengurus Cabang NU beberapa waktu lalu.

Dukungan ini berbuntut pemanggilan resmi PBNU terhadap PCNU Banyuwangi dan Sidoarjo karena diduga mendukung Cak Imin dan dilakukan mengatasnamakan NU.

Tidak hanya dapat panggilan resmi, Cak Imin dan PKB pun disentil oleh Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan yang menilai upaya ini tidak tertib organisasi dan sejarah.

Bagi Virdi, apa yang dilakukan ini terkait suara NU yang bisa jadi akan menurun mengingat garis tegas yang tengah dibikin oleh Gus Yahya di periode kepengurusan PBNU 2022-2027.

“Langkah Cak Imin dalam meminta dukungan itu merupakan langkah yang mungkin ia bisa lakukan untuk mendapat suara NU. Sebab, seperti yang disampaikan Gus Yahya, ada garis demarkasi yang jelas antara NU dan PKB; NU bukan alat politik PKB,” kata Virdi kepada KOMPAS TV lewat pesan WhatasApp, Rabu (26/1).

Baca Juga: PBNU Sentil Cak Imin: Seolah-olah PKB Lebih Berjasa dari NU

Virdi lantas menjelaskan, kondisi PBNU atau warga NU secara keseluruhan sudah berbeda.

“Dulu mungkin Cak Imin tak perlu melakukan hal itu karena banyak anggota PKB di NU. Kondisinya sekarang berbeda."

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV

Tag

TERBARU