> >

Bahlil: Proyek Hilirisasi Batubara Jadi Dimetil Eter Buka Lapangan Kerja bagi 13 Ribu Orang

Berita utama | 24 Januari 2022, 12:57 WIB
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia (Sumber: Tangkapan Layar Youtube Setpres/ninuk)

SUMSEL, KOMPAS.TV - Menteri Investasi Bahlil Lahadia menuturkan, proyek hilirisasi batubara menjadi dimetil eter di Kabupaten Muara Enim, dapat membuka lapangan pekerjaan bagi 12 ribu – 13 ribu orang pada tahap konstruksi yang dilakukan oleh Air Products & Chemicals Inc.

Demikian Bahlil Lahadalia mengatakan saat groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi Dimetil Eter, Kab. Muara Enim, (24/1/2022).

“Kemudian kurang lebih sekitar 11 ribu – 12 ribu dilakukan di hilir oleh Pertamina, ditambah lagi begitu produksi lapangan pekerjaan disiapkan yang tetap 3 ribu Pak, itu yang langsung Pak,” ucap Bahlil.

“Tapi kalau yang tidak langsung kontraktornya subkontraktor multiplier effect itu bisa 3 sampai 4 kali lipat dari yang ada,” katanya.

Selain itu, kata Bahlil, proyek hilirisasi batubara menjadi dimetil eter juga akan membuka lapangan pekerjaan yang hampir keseluruhannya orang Indonesia.

Baca Juga: Bahlil: Proyek Hilirisasi Batubara Jadi Dimetil Eter Full Investasi Amerika Senilai Rp33 Triliun

“Untuk meluncurkan program ini, bahwa ini Pak Presiden lapangan pekerjaannya semuanya dari Indonesia, jadi air produk sudah saya panggil, tenaga kerjanya saya bilang 95% itu dari Indonesia yang dari 5% itu hanya masa konstruksi masa produksinya itu akan dilibatkan PT BA dan PT Pertamina,” jelas Bahlil.

Oleh karena itu, Bahlil menegaskan tidak ada alasan untuk tidak mendukung program hilirisasi batubara. Sebab, hasil output daripada gasifikasi ini bisa mengurangi impor elpiji hingga 6-7 juta.

“Hasil output daripada gasifikasi ini untuk mengurangi impor kita Pak. Jadi impor kita ini gas elpiji rata-rata 1 tahun 6 sampai 7 juta, subsidi kita cukup besar Pak,” ujar Bahlil.

“Di dalam perhitungan kami setiap 1 juta ton hilirisasi kita bisa melakukan efisiensi kurang lebih sekitar 6 sampai 7 triliun itu efisiensi Pak, dari subsidi. Jadi tidak ada alasan lagi untuk kita tidak mendukung program hilirisasi untuk melahirkan subsidi impor,” ucapnya.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU