> >

Kisah Tionghoa Pasar Baru tentang Imlek di Jakarta Awal Abad 20

Budaya | 24 Januari 2022, 11:05 WIB
Suasana pecinan Pancoran, Jakarta tempo dulu (Sumber: Kompas.com)
 

Tepat pada hari tahun baru, pagi-pagi anak-anak harus bersembahyang di hadapan abu leluhur. Sesudah itu kami harus memberi hormat kepada orang tua dan anggota keluarga yang lebih tua di rumah kami sendiri.

Kemudian kami beramai-ramai digiring ke rumah sanak keluarga yang lebih tua. Kesempatan itu menyenangkan, karena setiap memberi hormat dengan bersoja, kami mendapat angpau, yaitu uang yang dibungkus dengan kertas merah.

Kami pun membeli petasan cabai merah (yang agak besar) dan petasan rawit (yang kecil-kecil).

Baca Juga: Jelang Imlek, Pesanan Barongsai Meningkat Hingga 60 Persen

Tanjidor mengamen dari rumah ke rumah. Pada malam kesembilan, yaitu saat sembahyang Tuhan Allah dan pada waktu capgome di malam kelimabelas, pelbagai tontonan mengadakan pertunjukan keliling. 

Ada tontonan bernama "Gajah Dungkul". Gembalanya memukul tambur kecil sambil bernyanyi:

Gajah saya gajah dungkul
Kasih makan rumput sepikul
Saya beberes belum betul
Yang nonton sudah kumpul

Pepaya matang dari Kramat
Saya datang kasih selamat
Panjang umur serta sehat
Banyak rezeki biarlah dapat.

 

Penulis : Hasya Nindita Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV

Tag

TERBARU