> >

Ketum PBNU Gus Yahya Pernah Marah pada Gus Dur, Begini Ceritanya

Sosok | 20 Januari 2022, 09:10 WIB
Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya, mengajar masyarakat untuk menghidupkan Gus Dur. Dalam memoar dia bertajuk Menghidupkan Gus Dur beliau mengaku pernah marah pada gurunya tersebut (Sumber: KompasTV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dikenal sangat dekat dengan sosok Presiden Keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Ketum PBNU Gus Yahya Cholil Staquf mengaku pernah begitu marah dan jengkel kepada sosok yang dianggapnya sebagai guru tersebut.

Kemarahan ini lantaran saat itu Gus Yahya harusnya menjadi anggota DPR RI menggantikan Alwi Shihab. Alwi Shihab menjadi anggota DPR dan harus meninggalkan jabatan tersebut karena ditunjuk Gus Dur jadi Menteri Luar Negeri saat periode kepemimpinan beliau tahun 1999-2001.

Posisi lowong sebagai anggota DPR harusnya jadi ‘jatah’ dari Gus Yahya yang waktu itu menjabat posisi Wasekjen PKB, partai yang didirikan Gus Dur.

“Saya berpikir saya akan jadi anggota DPR, sebab memang saya yag berhak menggantikan Pak Alwi. Rupanya, Gus Dur tidak mengizinkan,” kata Gus Yahya.

Pengakuan terbuka Gus Yahya itu termaktub dalam buku yang ia tulis bersama AS Laksana bertajuk Menghidupkan Gus Dur: Catatan Kenangan Yahya Cholil Staquf (2020).

Waktu itu, Gus Yahya mengaku marah dan tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh Gus Dur dan merasa hak dia untuk jadi anggota DPR telah diberangus oleh yang sosok yang justru dicintainya itu.

“Saya marah karena merasa hak saya dilanggar. Saya wakil sekjen PKB, ikut membesarkan partai, tidak boleh jadi anggota DPR yang mestinya hak saya. Rusuh sekali pikiran saya waktu itu,” tuturnya.

Baca Juga: Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf: Mari Kita Bangun Gerakan Menghidupkan Gus Dur

Gus Yahya Memahami Keputusan Gus Dur

Gus Yahya sempat merasa terzalimi waktu itu. Pikirannya jadi tidak tenang dan merasa tidak jernih memikirkan perlbagai persoalan yang ada waktu itu.  

Namun ia mengaku, perasaan itu akhirnya perlahan mereda ketika Gus Yahya mengambil jarak dari situasi yang menganggu pikirannya itu sembari menerka apa maksud Gus Dur.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV

Tag

TERBARU