> >

Proyek Saringan Sampah DKI Senilai Rp 197 M Sempat Mengalami Penolakan Pembebasan Lahan

Peristiwa | 12 Januari 2022, 16:51 WIB
Ilustrasi kondisi sungai. Foto ini merupakan suasana debit air di bantaran sungai ciliwung naik di Kawasan Manggarai, Jakarta Pusat, yang diambil pada Selasa (22/9/2020). (Sumber: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah, mengatakan, pembangunan saringan sampah di daerah perbatasan yang dianggarkan Rp 197,21 miliar sempat mengalami penolakan pembebasan lahan dari warga. 

Ida menjelaskan, proyek tersebut sudah dianggarkan sejak 2020, namun, akibat refocusing anggaran 2020, proyek tersebut kembali dianggarkan pada 2021. 

"Kendala yang pertama, refocusing (anggaran) 2020, yang kedua, 2021 itu masalah lahan karena lahan ini kan ada Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Ada punya masyarakat sebagian yang memang harus diselesaikan," kata Ida kepada wartawan di DPRD DKI Jakarta, Rabu (12/1/22). 

Menurut Ida, ada penolakan dari masyarakat saat proses pembebasan lahan di tahun 2021 sehingga akhirnya pada 2022 kembali dianggarkan. 

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Anggarkan Rp 197 Miliar untuk Proyek Pembangunan Saringan Sampah

Alasan kembali dianggarkan ialah karena proyek ini dinilai sangat dibutuhkan untuk menyaring sampah. 

"Itu sangat dibutuhkan untuk menyaring sampah yang dari sana untuk masuk ke Jakarta, itu yang kami cegat duluan," ujarnya. 

Ia mengatakan, jika masih ada warga yang belum setuju akan pembebasan lahannya maka dana akan dititipkan ke pengadilan melalui konsinyasi.

"Hasil pembahasan kemarin, kenapa kami setuju, dinas terkait menjelaskan kepada kami akhirnya keputusannya kalau memang ada warga yang belum setuju untuk dibebaskan (lahannya) itu akan konsinyasi di pengadilan," katanya. 

Artinya, kata Ida, warga diminta mengambil uang pembebasan lahan di pengadilan pada proses konsinyasi. 

Penulis : Hasya Nindita Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU