> >

167 Tahun Silam, Sang Pangeran Pemimpin Perang Jawa Itu Meninggal Dunia

Peristiwa | 8 Januari 2022, 07:12 WIB
Sketsa arang Pangeran Diponegoro karya A.J Bik, dilukis langsung di Batavia setelah penangkapan pada April 1830. (Sumber: Kompas.Com)

"Perang Jawa merupakan peristiwa pemberontakan terbesar masyarakat Jawa terhadap penguasa kolonial. Dampaknya dirasakan oleh sekitar 2.000.000 penduduk, sepertiga dari total penduduk pulau itu," tulis Carey.

Mengapa perang Jawa bisa berlangsung lama dan dengan korban nyawa dan harta yang begitu besar? Menurut Carey, pihak penjajah Belanda tidak siap dengan perang gerilya yang dilancarkan Diponegoro dan pasukannya.

Baca Juga: Pernah Dinyatakan Hilang Ratusan Tahun, Keris Pangeran Diponegoro Kini di Solo

"Ketidaksiapan ini diperparah dengan buruknya hubungan antara otoritas sipil dan otoritas militer Belanda," jelas Carey.

Namun dari semua kekurangan itu, salah satu yang paling fatal, Belanda tidak memahami masyarakat Islam Jawa kala itu.

"Hal ini mengakibatkan mereka (Belanda) hanya bisa berperang secara membabi buta," ujar Carey dalam uraiannya.

Terbukti, selama perang yang melelahkan itu, Pangeran Diponegoro hanya bisa dikalahkan lewat siasat licik, yaitu penangkapan di kala sang pangeran ingin berkunjung dalam acara silaturahmi lebaran hari kedua.

Penangkapan yang dipimpin Jenderal de Kock itu, beberapa tahun kemudian diabadikan lewat lukisan fenomenal karya Raden Saleh.

Yaitu saat Pangeran Diponegoro mendongakkan kepala di hadapan prajurit Belanda sementara para prajurit Belanda itu digambarkan berbadan kerdil dengan wajah yang seragam.
 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU