> >

Siapa Kolonel P, Anggota TNI Penabrak Handi-Salsabila di Nagreg

Hukum | 31 Desember 2021, 09:56 WIB
Suasana pemakaman Handi. Polisi telah mengantongi ciri-ciri terduga pelaku yang menabrak dua sejoli di wilayah Nagreg dan membawa keduanya menggunakan mobil jenis minibus hitam. (Sumber: Kmpas.com/Fadlan Mukhtar Zain)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kolonel P, tersangka kasus kecelakaan di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jaw Barat, yang menewaskan sejoli Handi Haris Sapustra (17) dan Salsabila (14) masih menjalani pemeriksaan.

Terakhir, perwira menengah TNI dengan basic Infanteri itu diperiksa kejiwaannya.

Lantas, siapa sebenarnya Kolonel P? 

Kolonel Infanteri P merupakan perwira menengah aktif TNI AD yang diketahui berdinas di Korem Gorontalo, Kodam Merdeka. 

Sementara, dua tersangka lainnya yang berada dalam satu mobil dengan Kolonel P dan menabrak sejoli di Nagrek, Kopral Dua DA berdinas di Kodim Gunung Kidul, Kodam Diponegoro. Sedangkan Kopral Dua A berdinas di Kodim Demak, Kodam Diponegoro.

Menurut Kapendam XIII/Merdeka, Letkol Inf Jhonson M Sitorus, saat kecelakaan di Nagreg, Kolonel P sedang bertugas ke Jakarta. 

Kolonel P mendapatkan surat perintah dari Danrem 133/Nani Wartabone di Jakarta sejak 3 Desember 2021. Kegiatan yang dilakukan Kolonel P di Jakarta digelar selama dua hari yakni 6-7 Desember. 

"Di mana saat itu dirinya untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan evaluasi bidang intel dan pengamanan di tubuh TNI Angkatan Darat (AD)," kata Johnson, Sabtu (25/12).

Baca Juga: Kolonel P Penabrak Sejoli Handi-Salsabila Diperiksa Kejiwaannya, Ada Apa?

Tabrak dan Buang Hidup-hidup Handi-Salsabila ke Sungai

Usai kegiatan di Jakarta, Kolonep P izin untuk melihat keluarganya di Jawa Tengah. 

Kemudian, pada Rabu (8/12), Kolonel P bersama kedua rekannya tersebut berangkat dari Jakarta menuju Jawa Tengah dengan mengendarai mobil Panther Touring warna hitam. 

Adapun kecelakaan yang menewaskan Handi dan Salsabila terjadi pada Jumat sore sekitar pukul 15.00 WIB.

Ide membuang jasad Handi dan Salsabila ke Sungai Serayu diduga berasal dari Kolonel P. Hal itu diungkap oleh salah seorang pelaku. 

Dikutip dari Tribunnews.com, salah seorang pelaku mengaku sempat memberi saran kepada Kolonel P untuk membawa dua korban yang mereka tabrak ke rumah sakit. 

Namun, saran itu ditolak oleh Kolonel P. Kemudi mobil pun langsung diambil alih oleh Kolonel P. Ketiga anggota TNI itu kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah Kolonel P di sekitar Yogyakarta. 

Namun pada Rabu (8/12) malam sekitar pukul 21.00 WIN, Kolonep P memerintahkan membuang sejoli tersebut ke Sungai Serayu. 

"Sesampainya di daerah Cilacap, sekitar pukul 21.00 WIB, Kolonel P memerintahkan untuk membuang kedua korban ke dalam Sungai Serayu dari atas jembatan," kata Kopral Dua A dalam keterangannya, Minggu (26/12). 

Ia mengatakan usai membuang korban, Kolonel P memberikan perintah kepada dua pelaku lainnya agar tutup mulut. 

"Dalam perjalanan, Kolonel P mengatakan bahwa kejadian tersebut jangan diceritakan kepada siapa pun agar dirahasiakan," tutur Kopral Dua A tersebut. 

Hingga akhirnya jenazah Handi dan Salsabila ditemukan tanpa identitas pada Sabtu (11/12/2021) di aliran Sungai Serayu dalam lokasi berbeda.

Baca Juga: Danrem 133 Nani Wartabone Nonaktifkan Kolonel P Dari Jabatannya

Kolonel P Sempat Berbohong saat Pemeriksaan

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan salah satu pelaku tabrak lari yang menewaskan dua remaja Handi Saputra dan Salsabila sempat berbohong saat menjalani pemeriksaan awal.

Menurut Jenderal Andika, pelaku tersebut yakni Kolonel P.

"Kolonel P awal kita periksa setelah kita dapat info dari Polresta Bandung, kita lakukan pemeriksaan di satuannya di Gorontalo. Nah, itu sudah mulai ada usaha-usaha berbohong," kata Andika di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Jakarta, Selasa (28/12).

Namun demikian, setelah pihak penyidik mengonfirmasi kepada saksi, fakta di lapangan perlahan-perlahan mulai terungkap.

Selain Kolonel P, terdapat dua prajurit TNI AD yang diduga juga terlibat dalam kasus ini. Keduanya yakni Kopral Dua DA, dan Kopral Dua Ahmad.

Jenderal Andika menjelaskan, ketiga prajurit ini sebelumnya menjalani penyidikan di Kodam III/Siliwangi (Jawa Barat). Sebab, lokasi peristiwa tabrakan itu terjadi di wilayah Nagreg, Bandung, Jawa Barat.

Belakangan, untuk memudahkan jalannya pemeriksaan, ketiga prajurit TNI AD itu kemudian ditarik ke Jakarta agar penyidikan dan penyelidikan bisa dilakukan secara terpusat.

"Saat ini Kolonel P ada di tahanan militer yang tercanggih, yang kita sebut smart, yang baru tahun lalu kita resmikan. Kemudian satu anggota Sertu AS ada di Bogor, satu lagi DA itu ada di Cijantung," ujar Andika.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan tim penyidik maupun Oditur Militer untuk melakukan penuntutan terhadap ketiga prajurit tersebut.

"Tuntutan sudah kita pastikan, karena saya sudah kumpulkan tim penyidik maupun oditur, kita lakukan penuntutan maksimal seumur hidup, walaupun sebetulnya Pasal 340 ini memungkinkan hukuman mati tapi kita ingin seumur hidup saja," ucap Andika.

Baca Juga: 3 Prajurit TNI Penabrak Handi dan Salsabila Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Pasal yang Disangkakan

Diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, masing-masing pelaku tabrak lari tersebut tengah menjalani proses penyidikan.

Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad) juga telah menahan tiga tersangka prajurit TNI AD yang diduga terlibat kematian sejoli Handi Harisaputra dan Salsabila itu.

"Untuk ke tiga orang tersangka sudah dilakukan penahanan," ujar Kepala Penerangan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad) Letkol Cpm Agus Subur Mudjiono, Sabtu (25/12).

Penahanan dilakukan oleh penyidik Pomad untuk proses pemeriksaan penyidikan terhadap ketiga tersangka.

"Untuk perkembangan penyidikannya nanti akan disampaikan oleh Markas Besar Angkatan Darat pada kesempatan pertama," ujar Agus.

Adapun Handi dan Salsa mengalami kecelakaan di wilayah Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/12).

Jasad keduanya kemudian ditemukan di aliran Sungai Serayu, Desa Banjarparakan, Kecamatan Rawolo, Banyumas, Jawa Tengah tiga hari kemudian, Sabtu.

Dalam perjalanan kasus, ternyata ada anggota TNI diduga terlibat dalam kasus ini. Karena pelaku diduga anggota TNI, maka Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bandung menyerahkan kasus ini kepada Polisi Militer Kodam (Pomdam) III/Siliwangi.

Baca Juga: Panglima TNI Andika Perkasa Ungkap Kolonel P Ternyata Sempat Bohong Tabrak Handi-Salsabila di Nagreg

Penulis : Hedi Basri Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com/Tribunnews


TERBARU