> >

MPR Dinilai Kekanak-kanakan Minta Sri Mulyani Dipecat, Begini Analisis Politiknya

Politik | 5 Desember 2021, 18:09 WIB
Kolase Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Ketua MPR Bambang Soesatyo, yang mana nama keduanya mendapat sorotan publik belakangan ini. (Sumber: TribunKaltara.com)

Baca Juga: Foto Bersama Ketua MPR, Sri Mulyani: Selfie Ini Beribu Makna

2. Menjadikan masalah personal sebagai masalah kelembagaan

Arif memandang, kedua pimpinan MPR yang menjadi biang kontroversi akhir-akhir ini terkesan menjadikan problem personal sebagai masalah kelembagaan.

"Atau jika bukan (problem) personal, setidaknya itu mungkin adalah problem yang sifatnya partikular," jelas Arif.

Maksudnya, pihak-pihak tersebut sengaja memanfaatkan keadaan tertentu dalam MPR sebagai sebuah lembaga negara untuk 'membungkus' masalah utama yang merupakan problem personal mereka.

"Misalnya, problem yang sudah kita kenal, yaitu persaingan antara Airlangga Hartarto dan Bamsoet," ungkap Arif.

"Dengan sikap itu sebenarnya mereka telah merendahkan posisi MPR. Karena, dalam bayangan kita, MPR ini kan satu di antara tiga lembaga penting yang punya kewenangan legislatif," tambahnya.

Baca Juga: Pimpinan MPR dan Sri Mulyani Sepakat Bertemu, Bamsoet: Agar Tak Terjadi Salah Paham

3. Pimpinan MPR hanya bermaksud menaikan bargaining position

Sebelumnya, Sri Mulyani sempat membagikan hasil swafotonya dengan beberapa pejabat ketika mengkuti Pembukaan Rapimnas KADIN di Nusa Dua, Bali, Jumat (3/12/2021).

Dalam foto itu, selain Sri Mulyani sendiri, ada juga Bambang Soesatyo dan Fadel Muhammad bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

"Gambar (foto) ini persis menunjukan bahwa tidak ada yang serius sebenarnya dengan kontroversi yang dibangun, baik oleh Bamsoet ataupun Sri Mulyani," papar Arif.

Arif menambahkan, seakan-akan perselisihan yang sudah terjadi hanya untuk menaikan bargaining position atau posisi tawar bagi setiap pihak yang terlibat.

Baca Juga: MPR Minta Presiden Copot Sri Mulyani, Ray Rangkuti: MPR Seharusnya Tidak Sejauh Itu

Di samping itu, bargaining position yang diincar pun sejatinya tidak sekadar untuk dirinya sendiri. Tapi juga untuk kelompoknya, dalam hal ini kemungkinan besarnya yakni partai politiknya.

"Jadi saya melihatnya, Bamsoet ini sedang seperti, kalau perlu ya sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Dengan satu pernyataan satu tindakan, ada lebih dari satu kepentingan yg bisa terakomodasi," jelas Arif.

Arif menyebutkan, kepentingan pertama itu terkait rivalitas lama antara Bamsoet dengan Airlangga, dengan maksud untuk menunjukan siapa yang memiliki kekuatan yang paling besar.

Selain itu, ada pula kepentingan yang berhubungan dengan akomodasi setiap partai politik yang berada dalam koalisi pemerintah. Tepatnya, kepentingan dalam hal perombakan susunan menteri dalam kabinet.

"(Saat ini) perombakan kabinet itu lebih mengindikasikan kepentingan politik dibandingkan kepentingan kinerja pemerintahan,"

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU