> >

Kominfo Ingatkan Netizen Soal Konsekuensi Menyebarkan Data Pribadi di Medsos

Peristiwa | 24 November 2021, 09:56 WIB
Tren sticker Add Yours di Instagram Stories. Pengguna bebas memasukkan apa saja untuk menjawab tantangan termasuk data pribadi. (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengingatkan masyarakat terutama para pengguna media sosial (medsos) untuk sadar terhadap konsekuensi atau dampak dari tersebarnya data pribadi yang dimilikinya.

Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara (Jubir) Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi guna merespons tren 'Add Yours' yang sedang ramai di Instagram hingga kemudian memicu terjadinya penipuan.

"Saat membagikan data, pemilik data harus sadar akan konsekuensi atau dampak dari tersebarnya data yang dimilikinya. Saat memikirkan konsekuensi, artinya pemilik data harus menimbang apakah lebih banyak manfaat atau keburukan saat menyebarkan informasi tersebut," kata Dedy Permadi seperti diwartakan Antara, Rabu (24/11/2021).

Lebih lanjut, Dedy menerangkan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari kiat-kiat yang perlu dilakukan masyarakat guna melindungi dan mencegah potensi kebocoran data pribadi melalui media sosial.

Selain sadar konsekuensi, kata Dedy ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah data pribadi yang disalahgunakan, antara lain sebagai berikut:

  • Pahami apa saja yang termasuk data pribadi

Pertama, masyarakat bisa meminimalisasi penyebaran data pribadi dengan tidak menyebarkan informasi yang tidak perlu diketahui orang lain.

Baca Juga: Awas, Jangan Sebarkan Data Pribadi untuk Tantangan Media Sosial!

Ada pun informasi yang tidak boleh disebarkan, meliputi infomasi keuangan, Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nama Ibu Kandung, tempat tanggal lahir, akses rekening, tanggal lahir, alamat tempat tinggal, nomor telepon, alamat email, informasi medis, seperti riwayat penyakit dan foto rontgen, dan percakapan pribadi.

Data- data tersebut sangat rentan disalahgunakan dan dapat merugikan pemilik data apabila jatuh ke tangan pihak yang tak bertanggungjawab mengingat tipe data seperti itu yang kerap kali dipakai untuk melakukan validasi atau mendaftarkan diri untuk mendapatkan layanan.

  • Pastikan tidak mengumbar data pribadi kepada pihak yang tidak berkepentingan.

Artinya pemilik data tidak membagikan datanya secara sembarang, misalnya pada pengikut di media sosial yang belum tentu anda mengenal secara baik orang- orang yang mengikuti anda.

  • Memastikan keamanan data dari aplikasi atau situs

Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan data khususnya di era digital seperti saat ini, pemilik data pribadi harus teliti memeriksa syarat dan ketentuan sebuah aplikasi atau situs, hingga transaksi yang melibatkan penyerahan data.

Pastikan data anda berada di perusahaan atau tangan yang tepat sehingga tidak terjadi kebocoran data di kemudian hari. Selain itu juga penting untuk terus memperbarui dan memutakhirkan fitur keamanan di gawai serta perangkat elektronik yang digunakan.

Sebelumnya, tren 'Add Yours' dalam beberapa pekan terakhir tengah marak diikuti oleh pengguna media sosial Instagram.

Awalnya 'Add Yours' digunakan untuk bersenang- senang membagikan momen atau peristiwa yang ingin dibagikan oleh pengguna.

Namun sayangnya, beberapa pertanyaan atau pun challenge di 'Add Yours' seperti 'Variasi Nama Panggilan Kamu', 'Jarak umur kamu dan pasangan', 'Tempat Tanggal Lahir', berakhir menjurus rawan disalahgunakan oleh pihak yang tak bertanggung jawab melakukan penipuan pinjaman daring ilegal hingga phising.

Dalam laporan Kompas.com, seorang pengguna Twitter berkisah, temannya menjadi korban penipuan dengan modus transfer uang.

Penipuan itu bisa terjadi setelah si penipu memanggil nama teman tersebut dengan nama panggilan masa kecilnya.

Baca Juga: Waspada! Ini 3 Modus Pencurian Data Pribadi di Sektor Keuangan

Pengguna Twitter itu menduga, penipu bisa mengetahui nama kecil kawannya dari tren stiker di Instagram.

Si kawan diketahui sempat membagikan nama kecilnya ketika menjawab pertanyaan yang menggunakan fitur stiker 'Add Yours'.

"Pagi tadi temen saya telepon, nangis-nangis abis ditipu katanya. Biasalah, penipu yang telepon minta transfer gitu. Yang bikin temen saya percaya, si penipu manggil dia (disensor). Itu adalah panggilan kecil teman saya, yang hanya orang dekat yang tau. Terus dia inget dia abis ikutan ini (tren stiker)," tulis pengguna Twitter tersebut, Selasa (23/11) kemarin.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara, Kompas.com


TERBARU