> >

Stok Sinovac Menipis, Menkes Budi Gunadi Rekomendasikan Vaksin Covid-19 AstraZeneca dan Pfizer

Update corona | 22 November 2021, 20:07 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Sumber: Tangkapan Layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut persediaan vaksin Covid-19 Sinovac menipis. Karena itu, ia menyarankan masyarakat untuk menerima vaksin AstraZeneca dan Pfizer yang juga aman.

"Dua vaksin ini sama amannya, efikasinya lebih tinggi. Tapi karena baru, masyarakat masih ragu untuk menggunakannya," kata Budi dalam konferensi pers daring, Senin (22/11/2021).

Menkes Budi mendorong agar semua masyarakat yang belum divaksinasi, terutama para lansia agar tetap mau menggunakan vaksin apapun untuk mencapai target cakupan vaksinasi sebagai syarat membentuk kekebalan kelompok terhadap penyakit Covid-19.

Baca Juga: Presiden Minta Masyarakat dan Jajaran Pemerintah Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 saat Nataru

"Memang ada demam, tapi tidak usah khawatir, vaksin-vaksin ini sudah terbukti aman, tidak usah ragu-ragu untuk segera divaksinasi. Jangan sampai terjadi apa yang terjadi di Eropa bisa terjadi di Indonesia," ujar Budi.

Budi menerangkan saat ini juga mulai terjadi penurunan laju vaksinasi yang sebelumnya sebanyak 2 juta suntikan per hari kini menjadi di bawahnya. Hal itu, kata Budi, disebabkan dengan mulai menurunnya persediaan vaksin Sinovac.

Saat ini stok vaksin yang dimiliki Indonesia sebanyak 287 juta dosis. Sebanyak 273 juta dosis sudah dikirim ke berbagai daerah dan 225 juta dosis sudah disuntikkan. 

Budi menerangkan, stok yang tersisa berjumlah 50 juta dosis. Ia mengatakan, stok ini cukup untuk vaksinasi selama satu bulan ke depan.

Budi juga melaporkan bahwa saat ini Indonesia lebih banyak mendapatkan donasi vaksin dari luar negeri lantaran produksi yang berlebih di negara maju.

"Kita sekarang lebih banyak menerima vaksin donasi dari luar negeri karena produksi vaksin di negara maju sudah berlebih untuk mereka gunakan sendiri. Dan paling banyak kita terima dalam jenis vaksin Pfizer dan Moderna," kata Budi.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Antara


TERBARU