> >

Peringatan Hari Raya Kuningan, 4 Fakta Ini Perlu Diketahui

Agama | 20 November 2021, 15:39 WIB
Ilustrasi peringatan Hari Raya Kuningan oleh umat Hindu di Bali. (Sumber: SHUTTERSTOCK)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sepuluh hari setelah perayaan Galungan, umat Hindu di Bali akan memperingati Hari Raya Kuningan yang kali ini jatuh pada hari ini Sabtu, 20 November 2021.

Dalam kalender Bali yag satu bulannya terdiri dari 35 hari, Hari Raya Kuningan biasa dirayakan setiap Sabtu Kliwon di wuku Kuningan.

Selain itu, perlu diketahui pula bahwa Hari Raya Kuningan di Bali itu menyimpan beberapa fakta menarik.

Seperti apa fakta-fakta menarik dari Hari Raya Kuningan? Berikut KOMPAS.TV jelaskan rangkumannya, melansir dari sejumlah sumber"

Baca Juga: Lengkapi Perayaan Hari Raya Galungan, 6 Kuliner Khas Bali Ini Mesti Ada

1. Bedanya dengan Galungan

Meski diperingati dalam rentang waktu yag relatif berdekatan, nyatanya perayaan Kuningan itu sama dengan Galungan.

Melansir jurnal Makna Filosofis Hari Raya Sugian Jawa dan Sugian Bali karya Wayan Musna, disebutkan bahwa Galungan merupakan serangkaian perayaan selama sepuluh hari yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali berdasarkan kalender pakuwon.

Perayaan tersebut bertujuan untuk mengingatkan manusia agar lebih menegakkan dharma dalam melawan adharma. Dharma dalam diri manusia diartikan sebagai bersatunya rohani dan pikiran yang terang.

Sementara itu, adharma merupakan segala kekacauan pikiran dalam diri manusia. Kuningan merupakan perayaan yang jatuh pada hari kesepuluh dalam Hari Suci Galungan.

Sehingga, dapat diartikan bahwa Galungan itu adalah sebuah perayaan kemenangan dharma dalam melawan adharma, dan Kuningan ada di dalam rangkaiannya.

Baca Juga: Hari Raya Galungan: Kirim Salam kepada Orang Terkasih dengan 13 Ucapan Ini

2. Makna Hari Raya Kuningan

Menurut informasi dari laman resmi Disperkimta Kabupaten Buleleng, Hari Raya Kuningan juga sering disebut dengan Tumpek Kuningan dan dimaknai sebagai momen pemujaan kepada Dewa Pitara.

Pemujaan tersebut bertujuan untuk memohon keselamatan, keteguhan iman, perlindungan, serta tuntunan lahir dan batin.

Maka dari itu, pada Hari Raya Kuningan, umat Hindu Bali percaya Bhatara dan Pitara turun ke bumi hanya sampai tengah hari, sehingga perayaannya hanya dilakukan hingga tengah hari.

3. Kembalinya arwah leluhur ke surga

Melansir Kompas.com, Kamis (15/4/2021), Hari Raya Kuningan pun sering dianggap sebagai saat di mana para arwah leluhur kembali ke surga setelah turun ke bumi.

Umat Hindu di Bali percaya, para dewa dan arwah leluhur turun ke bumi pada Hari Suci Galungan untuk bertemu keturunannya.

Selanjutnya, mereka kemudian kembali ke surga pada Hari Raya Kuningan setelah bertemu dengan anak-cucunya di dunia.

Jadi, pada Hari Raya Kuningan, umat Hindu Bali akan memberikan sejumlah persembahan sebagai bekal para leluhur yang kembali ke surga.

Baca Juga: Anies Rilis Seruan Gubernur soal Libur Fakultatif Hari Raya Deepavali 5123 Kaliyuga

4. Tradisi Mesuryak di Desa Pakraman Bongan Gede

Di Desa Pakraman Bongan Gede, Kabupaten Tabanan, Bali, terdapat sebuah tradisi bernama Mesruyak, yaitu sebuah upacara yang dilakukan bertepatan dengan Hari Raya Kuningan.

Dalam sebuah jurnal karya I Made Chayana Mendala Putra, tradisi yang sudah ada sejak nenek moyang tersebut biasa digelar berupa perebutaan uang yang ditebarkan secara acak.

Mesruyak memiliki makna berteriak yang memiliki maksud untuk menggambarkan suka cita yang dirasakan oleh masyarakat dalam acara tersebut.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU