> >

Jokowi Tengah Menimbang Sosok Calon Panglima TNI, Istana: Mohon Bersabar

Politik | 22 Oktober 2021, 16:45 WIB
Fadjroel Rachman usai ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi sekaligus Juru Bicara Presiden. (Sumber: KOMPAS.com/RAKHMAT NUR HAKIM)

Selain itu, Pratikno sempat mencoba gerakan pull-up di pusat kebugaran TNI AD dengan didampingi Jenderal Andika.

Pertemuan antara Pratikno dan Jenderal Andika Perkasa menuai sorotan dan membuat banyak pihak berspekulasi karena digelar di tengah isu pergantian Panglima TNI.

Staf khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini mengatakan pertemuan antara Pratikno dan Jenderal Andika hanya sekadar melihat ikan arwana dan taman-taman yang ada di Mabes AD.

"Jadi Kedatangan Pak Mensesneg ke Mabes AD untuk melihat ikan arwana di taman baru Mabes Angkatan Darat, sama juga melihat suasana-suasana yang di kantor," kata Faldo Maldini dikutip dari Tribunnews.com, Senin (11/10/2021).

Selain itu, Faldo mengatakan pertemuan tersebut juga dimanfaatkan Pratikno untuk berolahraga bersama Jenderal Andika. Terlebih, saat ini masih masa pandemi. Menjaga kesehatan dengan berolahraga sangat penting. 

"Dua pemimpin kita ini bisa kita jadikan teladan untuk selalu menjaga kesehatan, menjaga kebugaran untuk menghadapi pandemi ini," ucap Faldo.

Baca Juga: KSAL Yudo Margono Soal Pergantian Panglima TNI: Mbok ya Sabar, Sebagai Prajurit Selalu Siap

Setelah melihat ikan arwana dan berolahraga, Faldo menambahkan bahwa pertemuan antara keduanya membahas masalah kebangsaan serta pemulihan pandemi yang terjadi di Tanah Air.

"Ya tentunya ada pembicaraan lainnya, tentunya pembicaraan kenegaraan terutama terkait pemulihan pandemi di Indonesia," ujar Faldo.

Sementara itu, pengamat militer  dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengatakan pertemuan antara KSAD Jenderal Andika Perkasa dan Pratikno tidak bisa disimpulkan sebagai sinyal positif dari Istana terkait pergantian Panglima TNI.

Menurutnya, pertemuan kedua tokoh itu tak perlu ditafsirkan berlebihan. Dalam proses politik, kata Khairul, apa yang tampak di layar mungkin saja berbeda dengan yang sesungguhnya berlangsung di balik layar.

"Pertemuan itu kan kita ketahui dari unggahan akun TNI AD, jadi tidak bisa kita simpulkan bahwa itu merupakan sinyal positif istana,” ujar Khairul.

Penulis : Hedi Basri Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Tribunnews/Kompas.com


TERBARU