> >

Aplikasi Ponsel Ini akan Kirim Sirene Keras saat Ada Gempa Berpotensi Tsunami di Selatan Jawa

Peristiwa | 8 Oktober 2021, 17:24 WIB
Ilustrasi gelombang laut. BMKG luncurkan 2 inovasi untuk cegah potensi tsunami di pesisir Selatan Jawa (Sumber: TRIBUNSTYLE.COM/ARCHIEVA P)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meluncurkan dua inovasi sekaligus guna mengadang potensi tsunami di Selatan Jawa. Dua inovasi itu yaitu EWS Radio Broadcaster dan aplikasi Sirens for Rapid Information on Tsunami Alert (SIRITA).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, peluncuran dua inovasi ini merupakan respons BMKG atas meningkatnya aktivitas kegempaan di Indonesia. 

Penting diketahui, berdasarkan data gempa bumi hasil pengamatan BMKG, selama perioda tahun 2008-2016 terjadi rata-rata 5.000 hingga 6.000 kali gempa. Pada 2017, gempa bumi meningkat menjadi 7.169 kali. Selanjutnya, mulai 2018 hingga 2019, jumlahnya melompat menjadi lebih dari 11.500 kali dalam satu tahun. 

Meskipun kemudian agak menurun menjadi 8.258 kali di tahun 2020, tapi kata Dwikorita, jumlah tersebut masih di atas rata-rata kejadian gempa bumi tahunan di Indonesia.

Apa Fungsi EWS Radio dan SIRITA?

EWS Radio Broadcaster adalah moda diseminasi berbasis suara guna mengantisipasi kerusakan jaringan komunikasi selular pasca gempa merusak. 

Dwikorita menjelaskan, sistem tersebut memanfaatkan jaringan komunikasi berbasis radio yang banyak digunakan oleh pegiat kebencanaan dan komunitas radio berbasis masyarakat. Ia dapat membantu menyebarkan informasi secara cepat, akurat serta ramah terhadap kelompok masyarakat rentan yang memiliki keterbatasan menelaah pesan berbasis teks.

Baca Juga: Hari Tanpa Hujan Paling Panjang, BMKG Ingatkan Ancaman Kekeringan di Sejumlah Daerah Ini

Sedangkan SIRITA adalah aplikasi sirene tsunami berbasis android. Dibuat agar dapat memudahkan pemerintah daerah menyampaikan perintah evakuasi kepada masyarakat sebagai bentuk peringatan dini. 

Kata Dwikorita, dua inovasi tersebut menjadi terobosan di tengah kendala akan banyaknya sirene tsunami yang mati akibat usia pakai.

"Di era saat ini, saya yakin hampir semua orang telah memiliki ponsel pintar berbasis android. Paling tidak, dalam satu rumah tangga pasti ada yang memiliki ponsel pintar, bisa jadi bahkan lebih. Maka dari itu, aplikasi ini akan sangat bermanfaat sebagai bentuk peringatan dini evakuasi bagi masyarakat di pesisir pantai," ujar Dwikorita dilansir dari bmkg.go.id, Jumat (8/10/2021).

Adapun peluncuran dan penempatannya dilakukan di Cilacap, Jawa Tengah. Alasannya, karena pusat perekonomian dan pemerintahan di kabupaten ini berada di pesisir pantai. Sedangkan jarak evakuasi menuju tempat yang relatif aman cukup jauh, sehingga cukup memakan waktu. 

Di Cilacap, tambah Dwikorita, juga terdapat berbagai objek vital nasional dan strategis, diantaranya Kilang Minyak Pertamina, Pembangkit Listrik Tenaga Uap, dan pabrik semen Dynamix.

"Berdasarkan pemodelan, potensi ketinggian tsunami berkisar belasan meter dengan estimasi kedatangan tsunami sekitar 50 menit. Namun, karena wilayah pesisir Cilacap sangat padat penduduk, maka butuh waktu lebih untuk proses evakuasi. Terlebih tempat evakuasi cukup jauh, sekitar 2 hingga 4 kilometer," paparnya.

Baca Juga: BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem 10 Hari ke Depan, Ada Apa?

Dwikorita berharap, keberadaan EWS Broadcaster dan SIRITA ini dapat meminimalisir jumlah korban jiwa jika sewaktu-waktu gempa bumi dan tsunami menerjang selatan Pulau Jawa. 

Dwikorita menyebut, penggunaan teknologi digital dan aplikasi yang terkoneksi satu sama lain akan meningkatkan efektivitas sistem peringatan dini yang dikeluarkan, karena dapat menghindarkan dari terputusnya rantai alur informasi peringatan dini dari BMKG kepada masyarakat.

Keterbatasan jaringan komunikasi kerap menjadi salah satu kendala saat penyebaran peringatan dini karena tidak jarang jaringan komunikasi selular mengalami gangguan usai gempa merusak. 

Kendala inilah yang coba BMKG pecahkan dengan meluncurkan EWS Broadcaster dan SIRITA.

Khusus SIRITA, ponsel yang memasang aplikasi SIRITA akan berbunyi keras layaknya sirine apabila BMKG mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi tsunami. 

Jadi, kendala seperti tidak tersampaikannya peringatan dini kepada masyarakat bisa diminimalisir. 

"Bunyi sirene yang keluar dari handphone didefinisikan sebagai perintah untuk segera melakukan evakuasi, mencari dataran tinggi atau tempat-tempat yang lebih tinggi guna menghindari terjangan tsunami," pungkas Dwikorita.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem 10 Hari ke Depan, Daerah Ini Waspada Banjir

Penulis : Hedi Basri Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/BMKG


TERBARU