> >

Pakai Masker Renggang Bisa Timbulkan Jerawat, Ini Penjelasan Dokter Kulit

Kesehatan | 1 Oktober 2021, 09:39 WIB
Ilustrasi pemakaian masker KN95 (Sumber: SHUTTERSTOCK/Boumen Japet via Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Masker yang renggang atau “kedodoran” ternyata dapat merusak lapisan kulit terluar atau skin barrier. Untuk itu, dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin dari Universitas Indonesia, dr. Arini Astasari Widodo, Sp.KK menyampaikan untuk tidak memakai masker kain yang renggang seperti linen.

"Seperti linen kan renggang karena kalau yang renggang lebih bertekstur, lebih tergesek-gesek kulitnya, barrier-nya akan rusak," jelasnya secara daring dalam acara yang digelar merek kecantikan asal Prancis, Kamis (30/9/2021).

Arini yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) itu menyarankan untuk memilih masker dengan ukuran pas artinya tidak terlalu ketat atau longgar.

Lebih lanjut, Arini menjelaskan pemakaian masker bisa menyebabkan menyebabkan microbiome kulit berubah. Microbiome tersebut berperan penting dalam barrier kulit sehingga membuatnya tampak sehat dan bercahaya, mengurangi kemungkinan terkena eksim, jerawat dan semua peradangan kulit.

"Kalau ngomong ada ludahnya, napas dan lain sehingga microbiome berubah. Kita harus kembalikan lagi," katanya.

Saat microbiome tak seimbang, efek baru akan muncul bila terjadi kerusakan pada skin barrier yang ditandai kulit terasa seperti ketarik, dan perlahan muncul iritasi, kulit menjadi merah-merah dan gatal. Jerawat dan iritasi akibat pemakaian masker merupakan salah satu kondisi akibat ketidakseimbangan ini.

Baca Juga: WHO Kini Wajibkan Pemakaian Masker Kain 3 Lapis, Ini Jenis Bahan dan Kombinasinya

"Orang dengan bakat seperti eksim atopik, penyakit psoriasis kalau microbiome enggak seimbang akan semakin parah atau kambuh. Penting banget sehari-hari harus merawat microbiome," tutur Arini.

Cara menangani

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan sekaligus menjaga kesehatan microbiome yang merupakan mikroorganisme ini.

Pertama, tidak menggosok-gosok kulit dengan kasar.

Kedua, hati-hati mengenakan bahan mengandung alkohol dan pH tinggi,

Ketiga, mengenakan tabir surya. Hal ini karena sinar ultraviolet diketahui bisa merusak microbiome

Keempat, menjaga kebersihan kulit.

"Hati-hati suka over exfoliating, terlalu banyak pakai scrub, kalau skincare yang perlu itu yang lembut, tidak merusak mikrobiota, harus pakai moisturizer karena kalau kulit lembap lebih awet mikrobiome-nya, tetap pakai sunscreen karena UV bisa merusak mikrobiota," kata Arini.

Terakhir, sebelum mengenakan masker, sebaiknya bersihkan dulu wajah dan lebih bagus bila juga mengaplikasikan serum wajah untuk meningkatkan barrier kulit. Serta sebaiknya mengganti masker setiap minimal empat jam sekali.

Baca Juga: Ini Cara Menggunakan Masker yang Benar Menurut Satgas Covid-19

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU