> >

Tolak Program Sertifikasi CHSE, PHRI Jakarta: Hanya Gimmick, Tak Tingkatkan Jumlah Pengunjung

Wisata | 27 September 2021, 16:07 WIB
Ilustrasi pemindaian kode QR sertifikat CHSE. (Sumber: Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)

"Kondisi hotel-hotel saat ini sedang mati suri, namun kewajiban CHSE justru dapat mengancam eksistensinya," pungkasnya.

Baca Juga: Ratusan Hotel dan Restoran di Yogyakarta Kantongi CHSE untuk Modal Tarik Tamu Pasca Libur Lebaran

Sementara itu, Wakil Kedua Bidang Usaha Data dan IT PHRI DKI Jakarta Priyanto menyampaikan, kenaikan jumlah pengunjung yang terjadi saat ini itu bukan disebabkan oleh sertifikasi CHSE.

Priyanto mengungkapkan, kenaikan tersebut terjadi sebagai dampak dari dilonggarkannya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah.

"Kenaikan traffic saat ini, baik di mal, hotel, maupun restoran, bukan merupakan dampak langsung dari CHSE," sebut Priyanto.

"Kenaikan itu lebih dikarenakan memang PPKM-nya dibuka, yang kemudian mendorong traffic pengunjung," imbuhnya.

Kendati demikian, Priyatno tetap mendukung kebijakan sertifikasi CHSE yang bertujuan untuk menstandardisasi penerapan protokol kesehatan seluruh hotel dan restoran di Indonesia.

Dengan catatan, jangan sampai sertifikasi tersebut malah menambah beban industri pariwisata yang tengah dalam kondisi sulit.

"Jadi, yang terpenting itu jangan sampai terlalu membebani kami sebagai pelaku usaha (industri pariwisata). Apalagi dengan mewajibkan CHSE di saat sulit seperti ini," tegasnya.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : PHRI Jakarta


TERBARU