> >

Jika Tak Diantisipasi, Libur Akhir Tahun Bisa Jadi Pemicu Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia

Update corona | 24 September 2021, 09:38 WIB
Polisi menerapkan penyekatan ganjil genap di Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/9/2021) (Sumber: Polrestabes Bandung)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Epidemiolog mewanti-wanti libur panjang akhir tahun menyebabkan kasus Covid-19 meningkat signifikan jika tidak diantisipasi.

Libur panjang dinilai berpotensi jadi pemantik gelombang ketiga Covid-19.

Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan mengatakan, sejumlah hal yang bisa menimbulkan gelombang ketiga Covid-19 adalah peningkatan mobilitas penduduk yang tidak disertai peningkatan protokol kesehatan, penurunan pelacakan kasus, cakupan vaksinasi melambat (rendah), serta adanya varian baru yang lebih menular.

"Libur panjang yang disertai peningkatan mobilitas penduduk dan minim protokol kesehatan menjadi risiko tinggi terjadinya lonjakan kasus," kata Iwan Ariawan dilansir dari ANTARA, Jumat (24/9/2021).

Baca Juga: Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, Gubernur Anies: Sistem Deteksi Dini Diaktifkan Terus

Kata dia, banyak ahli memprediksi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia bisa terjadi pada Desember hingga Januari, karena saat itu terjadinya peningkatan mobilitas penduduk dan kerumunan karena liburan akhir tahun.

"Masyarakat baru sadar atau menyesal setelah terjadi kenaikan kasus pada dia atau keluarganya terinfeksi," terang Iwan.

Kendati begitu, lanjut Iwan, gelombang ketiga Covid-19 bisa dicegah menggunakan indikator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagai gabungan indikator transmisi dan kapasitas respons.

Iwan menyarankan pemerintah agar tidak ragu untuk meningkatkan level PPKM di daerah rawan.

Dia menganggap potensi gelombang ketiga Covid-19 tetap ada walaupun vaksinasi sudah lebih dari 50 persen sebelum Desember.

"Karena tidak ada vaksin yang efektivitasnya 100 persen dan efektivitas vaksin bisa berkurang jika ada varian baru," ujarnya.

Pada keterangan berbeda, Guru Besar Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama mengatakan kerumunan orang kerap diikuti dengan risiko peningkatan kasus, seperti yang sudah terjadi selama ini.

"Jadi, tinggal apakah libur panjang akhir tahun bisa dikendalikan lebih baik atau tidak," katanya.

Menurut Tjandra, pemerintah dan media massa perlu mengingatkan masyarakat tentang potensi kasus Covid-19 yang meningkat setelah libur panjang. Salah satunya, kata dia, seperti yang terjadi di Singapura, walaupun vaksinasinya sudah lebih dari 80 persen populasi.

Baca Juga: Teruntuk Warga Jakarta, Wagub DKI Minta Masyarakat Waspadai Ancaman Gelombang Ketiga Covid-19

Penulis : Hedi Basri Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Antara


TERBARU