> >

Kisah Saung Angklung Udjo dan Warisan Dunia yang Terancam Tinggal Nama

Peristiwa | 24 September 2021, 07:40 WIB
Aktivitas di Saung Angklung Udjo yang terancam tutup (Sumber: Kompas.com)

Taufik berkisah para petani bambu ini sudah kerap menanyakan, kapan Saung Angklung Udjo akan “hidup” kembali. Para petani tersebut sudah menyiapkan bambu untuk diproduksi menjadi angklung, namun tidak kunjung bisa digunakan untuk membuat angklung.

“Sampai mereka bilang, ‘kang beli saja ini kebunnya, karena kami sudah tidak bisa hidup lagi dengan bambu’,” ujar Udjo masygul.

Namun bukan hanya persoalan ekonomi, kelanjutan pendidikan seni dan budaya khususnya angklung pun terancam.

Menurut Taufik, sebelum pandemi, ratusan anak belajar memainkan angklung di Saung Angklung Udjo. Mereka berlatih dan dimbimbing. Namun kini pemandangan anak-anak yang menekuni angklung tersebut sudah tak ada lagi.

“Hilang ratusan anak yang setiap hari bermain angklung di sana bukan hanya untuk perform kepada tamu tapi mereka ingin belajar di sana,” tutur Taufik.

Baca Juga: Pandemi Menggerogoti Saung Angklung Udjo

Berbicara soal seni musik angklung di Indonesia, memang tak mungkin dipisahkan dari nama Saung Angklung Udjo. Sejak berdiri tahun 1966, kelompok seni ini berjasa memopulerkan kesenian khas tanah Pasundan tersebut.

Bukan hanya menggelorakan kesenian angklung di Nusantara saja, namun juga di berbagai belahan dunia. Bahkan menurut pengakuan Taufik, hampir tak ada negara di dunia yang belum pernah dikunjungi Saung Angklung Udjo untuk diperdengarkan alunan angklung.

“Mungkin hanya di kutub saja kita belum pernah main,” seloroh Taufik.

Salah satu hari yang paling membanggakan dan membahagiakan bagi Saung Angklung Udjo dan tentu bagi Indonesia, adalah ketika United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (Unesco) atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menetapkan angklung dalam daftar representative budaya tak benda warisan manusia (intangible cultural heritage of humanity).

Artinya angklung diakui secara resmi sebagai budaya Indonesia. Peristiwa itu terjadi pada 2011.

Pada 2015, di peringatan 5 tahun angklung menjadi warisan dunia, Saung Angklung Udjo adalah kelompok kesenian yang diundang tampil untuk memperdengarkan getaran harmoni angklung di panggung Unesco.

Kini di panggungnya sendiri di Jalan Padasuka Kota Bandung, alunan angklung mungkin terdengar semakin sayup-sayup seiring sepinya pengunjung. Tapi getarannya tak pernah benar-benar berhenti.

Meski berat, namun angklung harus terus diperjuangkan. Dia mengingat prinsip ayahnya Udjo Ngalegena sang pendiri Saung Angklung Udjo.

“Karena Udjo itu adalah prinsip. U untuk ulet,  D untuk disiplin, J untuk jujur, dan O untuk optimis,” tandasnya.

Penulis : Vidi Batlolone Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU