> >

Berharap Panglima TNI dari Angkatan Laut, Pengamat: Indonesia Segera Menghadapi Perang Laut

Politik | 18 September 2021, 22:12 WIB
Presiden Jokowi sedang memilih Panglima TNI baru di antara Jenderal Andika Perkasa, Laksamana Yudo Margono, dan Marsekal Fadjar Prasetyo. (Sumber: Kompas.com-KompasTV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie blak-blakan berharap Presiden Jokowi memilih Panglima TNI baru dari Angkatan Laut di tengah makin masifnya kekuatan militer asing di sekitar perairan ASEAN.

“Panglima TNI sudah jelas harus dari Angkatan Laut. Karena kita akan segera berhadapan dengan perang yang berhubungan laut,” ujar Connie kepada Kompas TV pada Sabtu (18/9/2021) malam.

Connie membeberkan, banyak negara memiliki rencana sendiri menambah kekuatan militer di perairan sekitar Laut Natuna Utara untuk menandingi China.

Baca Juga: Bukan Cuma China di Laut Natuna Utara, Pengamat Sebut AS dan Sekutu akan Kerahkan Kapal-Kapal Perang

“Kita jangan cuma konsentrasi dengan China. Coba kita lihat sekarang bagaimana kapal selam Prancis itu sudah lama bolak-balik,” kata Connie.

Salah satu negara yang memiliki kepentingan di sekitar Laut Natuna Utara adalah Amerika Serikat. 

AS telah menandatangani pakta pertahanan dengan Inggris dan Australia serta aliansi bersama India dan Jepang.

“Aliansi Amerika, Australia, dan Inggris ini tidak main-main karena akan mendorong semua langkah-langkah agresif. Dan bekerjasamanya ini dari teknologi, militer, segala hal karena mereka akan menekankan ke arah regional,” beber Connie.

“Kita betul-betul harus hati-hati karena yang akan dilihat lebih banyak lagi kapal-kapal perang, pasti itu,” imbuhnya.

Connie mengingatkan pula soal teknologi kapal selam nuklir negara lain yang makin canggih dan berbahaya.

“Kapal selam nuklir itu bisa berbulan-bulan digunakan dan itu sangat mematikan dan tidak bisa dideteksi,” ujar Connie.

Dengan kondisi geopolitik di sekitar perairan Indonesia itu, ia menyebut TNI Angkatan Laut sulit melakukan pengamanan dengan anggaran terbatas.

“Kemudian, anggaran pertahanan kita dibagi rata antara mabes, ini tidak mungkin,” kata Connie.

Baca Juga: DPR Masih Tunggu Nama Calon Panglima TNI dari Presiden, Andika dan Yudo Calon Kuat?

Ia pun mendorong Indonesia kembali berjaya di lautan, seperti di era kepemimpinan Soekarno.

“Kita harus melakukan revolusi yang hebat semacam Bung Karno di tahun 1960, ketika kekuatan angkatan laut dan udara kita menjadi yang terkuat di bagian selatan dunia,” tegas Connie.

Maka, ia kembali menegaskan, Indonesia membutuhkan Panglima TNI dari Angkatan Laut.

“Sekali lagi dengan menghadapi kawasan yang seperti ini, tanpa melangkahi Presiden dengan segala hormat, saya rasa kita memerlukan panglima dari Angkatan Laut,” ucap Connie.

“Kita enggak akan tahu aliansi mana lagi yang akan mengerahkan kapal-kapal perang semakin masif,” imbuhnya.

Saat ini, Presiden Jokowi belum menyerahkan nama calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto pada Komisi I DPR. Presiden masih memiliki waktu memilih hingga 7 Oktober 2021.

Sejauh ini kandidat kuat pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto adalah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono.

Baca Juga: Pengamat Sindir Anggota Dewan Endorse Calon Panglima TNI: Tidak Boleh Lagi Ada Gerakan Senyap

 

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU