> >

Epidemiolog : Corona Varian Mu Tujuh Kali Lebih Kuat, Jadi Tak Boleh Abai

Peristiwa | 14 September 2021, 22:06 WIB
Varian Mu dari Covid-19 telah ditemukan di Turki. Varian tersebut pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021. (Sumber: Anadolu Agency)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Epidemiolog Griffith Universty Dicky Budiman menyebut virus corona varian Mu tujuh kali lebih kuat dalam mengatasi antibodi tubuh yang dihasilkan dari vaksinasi.

Dalam menghadapinya, strategi 3T (tracing, testing, treatment), vaksinasi dan pembatasan aktivitas harus dilakukan secara serius.

“Apapun variannya, jangan sampai kita melupakan bahwa kita harus merespons pandemi ini terus menerus dengan sangat serius,” kata Dicky Budiman, Selasa (14/9).

Dia menjelaskan, varian Mu tujuh kali lebih resisten terhadap antibodi yang dihasilkan vaksinasi. Sedangkan varian delta, kekuatannya 2,6 kali mengatasi resistensi antibodi dari vaksinasi.

Lebih kuat dari varian delta, adalah varian beta yang memiliki kekuatan hingga enam kali mengatasi antibodi yang dihasilkan vaksinasi.

Baca Juga: Cegah Varian Mu Masuk Indonesia, DPR Minta Pemerintah Perketat Akses Perbatasan Negara

“Tapi Mu ini lebih tinggi lagi hampir 7,6 kali Ini yang berpotensi memperburuknya situasi,” ujar Dicky Budiman.

Dengan kemampuan seperti ini, kata Dicky Budiman, orang yang sudah divaksinasi dan pernah terinfeksi, bisa terinfeksi kembali dan bisa memburuk.

Memang sampai saat ini  belum terkonfirmasi adanya kasus varian Mu di Indonesia. Namun, menurut Dicky Budiman, masuknya varian Mu ke Indonesia hanya soal waktu.

Baca Juga: Cegah Varian Mu Menyebar, PKS: Pemerintah Jangan Ragu Tutup Pintu Masuk

Penulis : Vidi Batlolone Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU