> >

Tanaman Ini Bisa Kurangi Dampak Tsunami di Jakarta, tapi Nasibnya Terancam

Peristiwa | 28 Agustus 2021, 02:05 WIB
Hutan bakau atau mangrove yang dapat menahan tsunami di Jakarta. (Sumber: KompasTV/Ant/HO-KKP)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta Abdul Kodir mengimbau seluruh masyarakat untuk mulai lebih memperhatikan hutan bakau Teluk Jakarta yang semakin terancam karena alih fungsi lahan.

"Pelestarian keanekaragaman hayati harus dilakukan secara terpadu agar tidak ada satu atau lebih komponen ekosistem yang mengalami kerusakan atau kepunahan," ujar Abdul dalam dialog virtual bertajuk "Aksi untuk Bumi", Jumat (27/8/2021).

Menurut hasil kajian BKSDA dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) pada 2019, hutan bakau atau mangrove di Teluk Jakarta berada di bawah ancaman, terutama karena alih fungsi lahan menjadi pemukiman.

Baca Juga: Pakar ITB Ingatkan Potensi Tsunami 20 Meter akibat Megathrust Selatan Jawa, Bisa Menyentuh Istana

Abdul menyebut, tekanan pada hutan bakau makin parah akibat polusi yang tinggi dari aktivitas warga.

Saat ini, areal tanaman bakau yang tersisa di Suaka Margasatwa Muara Angke Jakarta hanya tinggal 25,2 hektare.

“Indonesia memiliki hutan mangrove kurang lebih seluas 3,31 juta hektare,” katanya. 

Hutan mangrove di Indonesia menyimpan hingga sepertiga karbon di seluruh ekosistem pesisir dunia.  

Menurut Abdul, masyarakat perlu menjaga hutan mangrove karena tanaman itu terkait erat dengan perubahan iklim. 

Hutan bakau juga dapat mengurangi dampak bencana alam seperti tsunami, angin topan, dan gelombang laut.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU