> >

Menengok Sejarah Masjid Istiqlal yang Hari Ini Dibuka untuk Salat Jumat

Peristiwa | 20 Agustus 2021, 05:54 WIB
Masjid Istiqlal usai direnovasi (Sumber:kemenag-)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pengelola Masjid Istiqlal membuka kegiatan ibadah salat Jumat pada hari ini, Jumat (20/8/2021).

Wakil Kepala Bagian Humas Masjid Istiqlal, Amaq Dalilah Suparwadi menjelaskan pembukaan ini tetap mengacu pada aturan 25 persen dari kapasitas masjid.

Jemaah yang ingin melaksanakan Salat Jumat wajib menunjukkan sertifikat vaksin kepada petugas sebelum memasuki kawasan masjid.

Protokol kesehatan secara ketat juga bakal diterapkan di lingkungan masjid untuk mencegah penyebaran Covid-19 di tengah peribadatan.

"Sudah divaksin menjadi syarat boleh beribadah di Masjid Istiqlal. Jemaah cukup menunjukkan (sertifikat vaksin) ke petugas pintu gerbang Istiqlal," ujar Amaq, Rabu (18/8/2021). 

Baca Juga: Siapkan Sertifikat Vaksin, Mulai Besok Masyarakat Sudah Bisa Salat Jumat di Masjid Istiqlal

Terpisah Wakil Ketua bidang Penyelenggaraan Peribadatan Masjid Istiqlal, Abu Hurairah,  menjelaskan selain salat Jumat, kegiatan salat lima waktu berjemaah juga sudah bisa dilakukan.

Masjid terbesar di Asia Tenggara ini sudah jadi impian para pendiri bangsa sejak 1945. Cita cita besar untuk membangun sebuah masjid yang dapat menjadi sebuah tempat kebanggan warga Jakarta sekaligus tempat untuk beribadah sudah mengendap di hati warga Indonesia. 

Menteri Agama RI pertama KH Wahid Hasyim dan beberapa Ulama mengusulkan untuk mendirikan Masjid yang mampu menjadi simbol bagi Indonesia. 

Pada tahun 1953, KH. Wahid Hasyim, selaku Mentri Agama RI pertama bersama H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto dan Ir. Sofwan dan dibantu sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqorrahman mengusulkan untuk mendirikan sebuah yayasan. Pada tanggal 7 Desember 1954 didirikanlah yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh H. Tjokroaminoto untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut.

Penentuan lokasi Masjid sempat menimbulkan perdebatan antara Bung Karno dan Bung Hatta yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI. 

Bung Karno mengusulkan lokasi di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jendral Van Den Bosch pada tahun 1834 yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral dan Jalan Veteran. 

Sementara Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah umatnya yaitu di Jalan Thamrin yang pada saat itu disekitarnya banyak dikelilingi kampung-kampung, selain itu ia juga menganggap pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit.

Baca Juga: Masjid Istiqlal dapat Donasi Alat Kesehatan dan Al-Qur’an

Namun akhirnya Presiden Soekarno memutuskan untuk membangun di lahan bekas benteng Belanda. Karena di seberangnya telah berdiri gereja Kathedral dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.

Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sejak direncanakan pada tahun 1950 sampai dengan 1965 tidak mengalami banyak kemajuan. Proyek ini tersendat, karena situasi politik yang kurang kondusif. Setelah situasi politik mereda, pada tahun 1966, Menteri Agama KH. Muhammad Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini. Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.

Tujuh belas tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun. Dimulai pada tanggal 24 Agustus 1961, dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam. Biaya pembangunan diperoleh terutama dari APBN sebesar Rp. 7.000.000.000,- (tujuh miliar rupiah) dan US$. 12.000.000.

Di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, masjid ini mengalami renovasi besar-besaran, yang   pertama kali dilakukan sejak masjid itu dibangun 42 tahun silam. Anggaran renovasi mencapai Rp 511 miliar, seluruhnya diambil dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Pada 7 Januari 2021 masjid ini kembali diresmikan usai renovasi. Namun karena masih dalam suasana wabah Covid-19, masjid ini belum bisa digunakan untuk kegiatan ibadah. Selama wabah melanda, masjid ini meniadakan salat Jumat, dua kali salat idulfitri dan iduladha. 


 

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU