> >

Komnas KIPI Belum Temukan Cukup Bukti Keterkaitan Kematian Trio dengan Vaksin AstraZeneca

Peristiwa | 3 Agustus 2021, 12:34 WIB
Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), Hindra Irawan Satari (Sumber: tangkapan layar)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) menjelaskan hasil autopsi klinis Trio Fauqi Virdaus yang dilakukan Departemen Forensik RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari menyampaikan berdasarkan hasil autopsi klinis, menyimpulkan sampai ini tidak cukup bukti untuk bisa mengkaitkan KIPI yang terjadi dengan Vaksinasi yang diberikan yakni AstraZeneca. 

"Kesimpulannya, tidak cukup bukti sampai dengan saat ini untuk mengaitkan KIPI yang terjadi dengan imunisasi yang diberikan. Hasil autopsi klinis juga tidak menunjukkan adanya pembekuan darah, atau blood clot, yang selama ini diduga dapat ditimbulkan karena vaksin AstraZeneca," kata Hindra dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Selasa (3/8/2021). 

Hindra menuturkan proses autopsi kepada jenazah Trio diperlukan waktu yang cukup panjang dikarenakan autopsi klinis yang dilakukan oleh tim forensik RSCM  dilakukan dengan sangat teliti.

Selain itu, dia menyebut, autopsi klinis dilakukan oleh tim dokter profesional dan independen.

Meskipun hasil otopsi klinis menunjukkan belum cukup bukti, Hindra menuturkan hal ini menjadi catatan serius bagi Komnas KIPI.

“Sebagai lembaga independen yang telah berdiri sejak 23 tahun lalu, kejadian ini tentu saja akan menjadi catatan bagi kami," ujarnya.

Baca Juga: Jenazah Trio Diautopsi, Keluarga Minta RSCM Hingga Kemenkes Transparan

Lebih lanjut dia mengatakan sudah menginstruksikan anggotanya yang tersebar di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia untuk terus memantau pelaksanaan vaksinasi, khususnya vaksinasi Covid-19. 

"Jika ditemukan kasus serupa, maka Komnas KIPI akan melakukan mengkaji kembali,” dia menegaskan. 

Di sisi lain, Ketua Tim Autopsi Klinis, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Ade Firmansyah Sugiharto, mengungkapkan autopsi klinis pada jenazah Trio memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena sudah dikebumikan sekitar dua minggu.

Ade menyampaikan pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh secara makroskopik dan mikroskopik serta laboratorium dengan melibatkan ahli kedokteran forensik dan medikolegal, patologi anatomik, patologi klinik, mikrobiologi, dan ilmu penyakit dalam.

"Dari hasil autopsi klinis ditemukan kelainan di paru, namun tidak cukup kuat untuk ditetapkan sebagai penyebab kematian karena jenazah telah membusuk lanjut saat diotopsi,” dia menjelaskan. 

Baca Juga: 30 Orang Meninggal Setelah Vaksinasi Covid-19, Komnas KIPI Jelaskan Penyebabnya

Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengungkapkan telah berkerja sama dengan Komnas KIPI di tingkat nasional, dan Komisi Daerah KIPI di berbagai daerah, untuk terus memantau dan memberikan edukasi kepada masyarakat apa yang harus dilakukan jika terjadi KIPI.

Kementerian Kesehatan kembali mengingatkan masyarakat yang menerima vaksin dan merasakan adanya efek samping setelah vaksinasi dapat langsung datang ke fasilitas layanan kesehatan tempat dilakukannya vaksinasi. 

Seperti diketahui, seorang pemuda asal Buaran, Jakarta, bernama Trio Fauqi Virdaus meninggal dunia sehari setelah disuntik menggunakan vaksin AstraZeneca. Trio menjalani vaksin di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/5/2021). 

Pada 6 Mei 2021 lalu jenazah Trio dimakamkan dan pada 24 Mei dilakukan autopsi pada jenazah Trio untuk menemukan titik terang terkait penyebab meninggalnya pascavaksinasi. Mengingat Trio tidak memiliki penyakit kronis dan masih berusia muda yakni 22 Tahun.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/sehatnegeriku.kemkes.go.id


TERBARU