> >

Oksigen Konsentrator akan Digunakan untuk Terapi Sesak Napas Akibat Covid-19, Apa Itu?

Update corona | 19 Juli 2021, 13:24 WIB
Salah satu bentuk oksigen konsentrator (Sumber: Yuwell)

SOLO, KOMPAS.TV - Oksigen konsentrator disebut sebagai salah satu solusi yang diandalkan pemerintah dalam menghadapi lonjakan Covid-19 di Indonesia.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Oksigen Konsentrator juga pernah digunakan India saat mengalami tsunami Covid-19 setelah acara ritual agama tahunan di Sungai Gangga.

"Alat ini (Oksigen Konsentrator) juga pernah dipakai di India, daripada mereka membawa tabung yang berat, mesti diisi kembali, dan sulit. Kalo ini (Oksigen Konsentrator) tinggal dicolok listrik oksigennya akan diproduksi oleh alat tersebut," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Lantas, apa itu Oksigen Konsentrator?

Oksigen Konsentrator atau Oxygen Concentrators adalah alat yang dapat menghilangkan nitrogen dari udara, sehingga dapat menghasilkan oksigen murni hingga 96 persen dan dapat digunakan untuk pertolongan medis.

Dilansir dari galeri medika, Oksigen Konsentrator akan mengubah udara di sekitarnya menjadi oksigen murni dengan menggunakan satu atau dua filter saringan. Filter tersebut gunanya untuk mengambil udara untuk diproses di mesin yang nantinya akan menjadi oksigen murni dan dapat dihirup oleh pasien.

Baca Juga: Menko Luhut B Pandjaitan: Sebanyak 10.000 Tabung Oksigen Konsentrator Telah Dipesan dari Singapura

Alat yang berbentuk kotak mirip dengan ac portable ini, biasanya digunakan di rumah untuk beberapa pengobatan, seperti asma/sesak napas, pneumonia/radang paru-paru, dan bronchopulmonary dysplasia (BPD).

Namun seiring dengan pandemi Covid-19 yang terjadi, alat ini juga digunakan sebagai penyembuhan sesak napas yang diakibatkan aktivitas virus SARS CoV-2 yang menyerang paru-paru. Terlebih karena cara kerjanya yang modern dengan hanya membutuhkan aliran listrik.

Baca Juga: Malaysia Larang Open House saat Iduladha di Wilayah Fase 2 Pemulihan Covid-19

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Galeri Medika


TERBARU