> >

Penuhi Kebutuhan Pasien Isolasi Mandiri, Kemenkes Gaet 11 Platform Telemedicine

Update corona | 5 Juli 2021, 15:03 WIB
Budi Gunadi Sadikin, Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (Satgas PEN) kini Menteri Kesehatan (Menkes) RI (Sumber: Dok. BNPB)

JAKARTA, KOMPAS. TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggaet 11 penyedia konsultasi kesehatan virtual atau telemedicine untuk melayani konsultasi dan pengiriman obat secara gratis bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri.

Seperti diketahui, pasien yang mengisolasi secara mandiri adalah mereka yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan tanpa gejala, ataupun mengalami gejala rigan.

"Saya sampaikan di sini, yang bersangkutan (terkonfirmasi positif Covid-19) kondisi saturasinya masih 95% ke atas kemudian tidak sesat dan tidak komorbid lebih baik untuk diisolasi mandiri di rumah," jelas Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin melalui keterangan virtual, Senin (5/7/2021).

Isolasi mandiri tersebut dilakukan, tambah Budi, agar terhindar dari over load di rumah sakit, "dan juga secara emosional akan lebih tenang, lebih baik," tambahnya. 

Isolasi mandiri di rumah juga bisa membuat imunitas terjaga. 

Pasien terkonfirmasi Covid-19, tambah Budi, disarankan ke rumah sakit jika sudah merasakan sesak atau saturasinya dibawa 95 persen dan memiliki komorbid. "Itu yang harus masuk rumah sakit," tegas Budi.

Baca Juga: Kurangi Beban Layanan RS, Kemenkes Bakal Implementasi Telemedicine Bagi Pasien Covid-19 Isoman

Agar mereka yang menjalani isolasi mandiri mendapat perhatian, Kemenkes menyiapkan konsultasi dokter dan pelayanan pegiriman obat gratis melalui 11 platform telemedicine yang digandeng pemerintah. 

"Nah, kami sangat memahami bahwa teman-teman kita yang isoman itu butuh konsultasi. Butuh ketenangan bahwa diperhatikan dan tahu bahwa mereka menerima pengobatan yang benar," kata Budi. 

"Untuk itulah, kita melakukan layanan telemedicine. Karena kalau sekarang harus datang ke rumah sakit untuk konsultasi dengan dokter, akan susah karena akan menambah risiko," tambahnya. 

Penulis : Hedi Basri Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU