> >

Sekolah Tatap Muka Akan Kembali Dibuka, Apa Kata Epidemiolog?

Sosial | 7 Juni 2021, 18:37 WIB
Kegiatan simulasi pembelajaran tatap muka terbatas yang dilakukan di SMAN 81 Jakarta. (Sumber: Instagram Dinas Pendidikan DKI Jakarta)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, menyebut rencana pembukaan kembali sekolah tatap muka mesti diikuti dengan evaluasi atau assesment epidemiologis Covid-19 terlebih dahulu.

Dengan asesmen tersebut, menurut Windhu, akan dapat diketahui apakah kondisi epidemiologi dari pandemi Covid-19 saat ini masih berisiko tinggi atau tidak.

"Termasuk berkaitan dengan rencana pembukaan PTM (pembelajaran tatap muka) terbatas. Paling tidak, 2 minggu sebelum rencana PTM terbuka," kata Windhu, dilansir dari Kompas.com, Senin (7/6/2021).

Oleh karena itu, jika rencana PTM terbatas tetap hendak dibuka pada Juli 2021, maka di awal bulan tersebut harus sudah dipastikan bahwa risiko dari kondisi epidemiologinya rendah.

Baca Juga: Menkes Tegaskan Setiap Siswa Hanya Boleh Masuk 2 Kali Seminggu Dalam Sekolah Tatap Muka

Windhu pun menjelaskan, untuk menunjukkan kondisi epidemiologi suatu daerah diperlukan indikator penting seperti positivity rate dengan tes PCR, bukan Rapid Diagnostic Test (RDT) Antigen.

Lebih lanjut, terkait rencana pembukaan PTM terbatas, kondisi epidemiologi dari daerah yang menyelenggarakannya dapat dikatakan berisiko rendah apabila memiliki positivity rate di tingkat Moderate Incidence.

Atau secara konsisten, selama minimum 14 hari berturut-turut, sudah berada di bawah lima persen.

"Saat ini, positivity rate nasional masih di atas 20 persen, Very High Incidence, selama berminggu-minggu," ungkap Windhu.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tegaskan Sekolah Tatap Muka Harus Dijalankan Ekstra Hati-hati dan Terbatas

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU