> >

Di KTT P4G, Presiden Jokowi: Kita Harus Menghindari Proteksionisme Berkedok Isu Lingkungan

Berita utama | 31 Mei 2021, 12:32 WIB
Pidato Presiden RI Joko Widodo saat berpidato untuk the P4G Partnering for Green Growth and the Global Goals 2030 Summit, 30 Mei 2021 (Sumber: Tangkapan Layar Youtube Setpres)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo mengajak negara-negara di dunia untuk menghindari proteksionisme berkedok isu lingkungan. Hal tersebut penting dilakukan dalam rangka memperkuat kerjasama konkrit untuk pembangunan hijau di tataran global.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi Partnering for Green Growth and the Global Goals 2030 Summit yang digelar di Korea.

“Kita harus menghindari proteksionisme yang berkedok isu lingkungan, parameter Pro Lingkungan harus jelas serta dijalankan secara jujur dan transparan,” ujar Presiden Jokowi, Senin (31/5/2021).

Presiden Jokowi menambahkan kerjasama dan upaya bersama untuk menyelesaikan masalah menjadi syarat fundamental bagi kesuksesan ekonomi hijau. Apalagi di saat dunia dalam masa pemulihan pandemi sekarang ini.

“Dan saya tegaskan bahwa Indonesia berkomitmen tinggi untuk bersama-sama dunia mewujudkan kehidupan yang lebih berkelanjutan inklusif dan berketahanan,” tegasnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sampaikan 3 Langkah Fundamental untuk Tercapainya Pembangunan Hijau di KTT P4G

Selain itu, Presiden Jokowi menilai perlu mewujudkan enabling environment yang mendorong sinergir antara investasi dan penciptaan lapangan kerja dengan pembangunan hijau.

“Indonesia telah menerapkan perencanaan pembangunan rendah karbon yang menjadi bagian tak terpisahkan dari rencana pembangunan jangka menengah Nasional,” tambahnya.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengatakan Indonesia juga telah meluncurkan undang-undang Cipta Kerja.

“Sebagai wujud komitmen Indonesia untuk memastikan agar kemajuan ekonomi dan sosial masyarakat tidak merugikan lingkungan,” ujarnya.

Kedua, lanjut Presiden Jokowi, Indonesia mendorong inovasi dalam memobilisasi sumber daya pendukung bagi implementasi pertumbuhan hijau.

Baca Juga: Erick Thohir Bantah Penunjukan Abdee Slank Adalah Aksi Balas Budi Jokowi

Ketersediaan dukungan pendanaan dan transfer teknologi merupakan kunci sukses bagi pembangunan hijau, bagi netralitas karbon.

“Oleh karena itu Indonesia terbuka bagi investasi dan transfer teknologi, Indonesia tengah mengembangkan Kawasan Industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan,” jelasnya.

“Indonesia juga memiliki visi untuk membangun pasar karbon dan akan menjadi pemilik stok karbon terbesar di dunia,” tambahnya.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU