> >

WHO Setujui Izin Penggunaan Vaksin Covid-19 Sinopharm, Ini Profil, Kemampuan, dan Harganya

Kesehatan | 8 Mei 2021, 19:32 WIB
Vaksin Sinopharm (Sumber: AP/Mark Schiefelbein)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi pemerintah China, Sinopharm.

Melansir situs WHO, vaksin Covid-19 Sinopham ini telah teruji keamanan, efikasi dan kualitasnya.

“Tambahan vaksin ini berpotensi mempercepat pemberian akses vaksin Covid-19 untuk negara-negara yang mencari perlindungan untuk pekerja medis dan kelompok masyarakat rentan,” kata Asisten Direktur Jenderal Akses Produk Kesehatan WHO Dr Mariangela Simao, dikutip dari WHO.int.

Baca Juga: Alasan Indonesia Tolak Hak Paten Vaksin, Ini Penjelasan Menlu Retno

“Kami mendorong perusahaan pengembang untuk berpartisipasi dalam fasilitas COVAX dan berkontribusi menuju target distribusi vaksin yang lebih merata,” tambah Simao.

Produk Sinopharm ini menjadi vaksin Covid-19 keenam yang mendapat izin penggunaan darurat, setelah vaksin Pfizer-BioNTech, Johnson & Johnson, Moderna dan dua vaksin AstraZeneca.

"Ini menandakan bahwa kualitas, keamanan, kemanjuran, dan aksesibilitas vaksin Covid-19 CNBG Sinopharm memenuhi persyaratan standar WHO," demikian pernyataan resmi Sinopharm, Sabtu (8/5/2021). 

Keputusan untuk menyetujui penggunaan vaksin Sinopharm berdasarkan peninjauan data klinis dan proses manufaktur oleh kelompok penasihat teknis WHO sejak 26 April 2021.

Menurut WHO, vaksin Sinopharm ini dapat disimpan pada tempat bersuhu 2-8 derajat celsius.

WHO merekomendasikan vaksin Sinopharm diberikan kepada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas dalam dua dosis, dengan selang waktu penyuntikan antara tiga hingga empat minggu.

Profil Vaksin Sinopharm

Melansir WHO, Jumat (7/5/2021), vaksin Covid-19 buatan Sinopharm adalah vaksin berjenis inactivated vaccine (vero cell). Itu berarti, vaksin ini menggunakan virus SARS-CoV-2 (virus penyebab Covid-19) yang telah dimatikan.

Virus mati itu berperan memperkenalkan tubuh pada bahaya, sehingga memantik pembuatan sistem kekebalan tubuh melawan Covid-19. Namun, metode ini mengurangi risiko penyakit yang lebih serius.

Melansir AP News, vaksin Sinopharm juga merupakan vaksin pertama dengan pemantau suhu pada botol vaksin. 

Stiker kecil pada botol vaksin Sinopharm akan berubah warna saat vaksin terkena suhu panas, dan memberi tahu petugas kesehatan apakah vaksin tersebut dapat digunakan dengan aman.

Kemampuan

Dari tinjauan kelompok penasihat teknis WHO (SAGE), tingkat efikasi atau kemampuan vaksin melawan gejala penyakit Covid-19 mencapai 79 persen. Hal ini berlaku untuk kelompok usia 18-59 tahun.

Sementara itu, efikasi pada kelompok lansia (lebih dari 60 tahun) tidak dapat diperkirakan karena hanya sedikit lansia yang ikut serta dalam uji klinis vaksin Sinopharm. 

Namun, WHO tetap merekomendasikan vaksin Sinopharm diberikan kepada lansia karena data awal dan data imunogenisitas menunjukkan vaksin tetap memberi perlindungan pada lansia.

“Tak ada alasan untuk berpikir vaksin ini akan berperilaku berbeda pada kelompok usia yang lebih tua,” ujar Kepala kelompok penasihat imunisasi Dr Alejandro Cravioto.

Baca Juga: Simak! Begini Alur Vaksinasi Covid-19 Terbaru yang Dipersingkat

Untuk Vaksinasi Gotong Royong

Melansir Kompas.com, vaksin Covid-19 buatan Sinopharm akan digunakan untuk vaksinasi gotong royong, yang akan digelar mulai 17 Mei 2021 atau setelah Hari Raya Idulfitri.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, pihaknya sudah menerima sebanyak 1.000.000 dosis vaksin Sinopharm. 

Berdasarkan stok vaksin tersebut, Bambang menjelaskan, sebanyak 500.000 dosis vaksin Sinopharm akan digunakan untuk program vaksinasi gotong royong. 

Adapun 500.000 dosis yang didonasikan oleh Uni Emirat Arab masih menunggu arahan dari pemerintah terkait penggunaannya.

Harga vaksin Sinopharm Harga vaksin Sinopharm diestimasikan sebesar Rp500.000 per dosis beserta pelayanannya. 

"Estimasi memang sudah pernah disampaikan kisaran Rp500.000 per dosis sudah termasuk ke dalam pelayanan, kalau dua dosis sekitar Rp1 juta," ujar Bambang. 

Meski begitu, Bambang mengatakan, harga untuk vaksin tersebut belum final dan masih menunggu keputusan Kemenkes. 

Baca Juga: Nekat Mudik ke Jakarta dengan Surat Swab Palsu, Calon Penumpang Ini Ditangkap di Bandara Ahmad Yani

Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah masih membahas harga yang akan ditetapkan untuk vaksin tersebut.

Ketetapan harga tersebut nantinya akan dituangkan dalam Peraturan Kementerian Kesehatan (Permenkes). 

"Permenkes terkait harga vaksin gotong royong sedang dibahas oleh Kemenkes dan akan diumumkan setelah ada keputusan resmi," ujar Wiku.

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU