> >

Satgas Covid-19: Mobilitas Masyarakat Pada Hari Pertama Larangan Mudik Menurun

Peristiwa | 6 Mei 2021, 14:14 WIB
Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito saat memberikan keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 secara online di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (28/10/2020) (Sumber: Dok. Covid19.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa pergerakan masyarakat pada hari pertama larangan mudik, 6 Mei 2021,  cenderung menurun dibandingkan beberapa hari sebelumnya. 

Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang sudah memaksakan diri pulang ke kampung halaman sebelum larangan mudik berlaku yakni pada 6 - 17 Mei 2021. 

"Masuk ke periode 6 sampai dengan tanggal 17 Mei ini (mobilitas masyarakat) terlihat menurun,  pantauan kami melihat dari orang-orang yang memaksakan mudik sebenarnya. Jadi mereka sudah memaksakan mudik sebelum tanggal 6," kata Wiku dalam diskusi daring, Kamis (6/5/2021).

Melalui addendum yang dirilis oleh Satgas Covid-19, pemerintah sudah menerapkan kebijakan pengetatan perjalanan, terhitung sejak 22 April hingga 5 Mei 2021. 

Addendum ini mengatur pelaku perjalanan wajib memiliki hasil negatif tes Covid-19 baik RT-PCR, rapid test antigen, maupun GeNose C19 yang berlaku 1×24 jam.

"Tapi rupanya dengan pengetatan itu kita lihat secara nasional, beberapa tempat tertentu ternyata terjadi juga orang-orang yang sesuai dengan persyaratan dan prinsipnya mudik," ujar Wiku.

Baca Juga: Selalu Ingatkan Larangan Mudik, Satgas: Lebih Baik Dianggap Cerewet daripada Korban Berderet

Menurut Wiku, mobilitas penduduk yang sudah terjadi dapat menjadi beban bagi pemerintah daerah, khususnya wilayah yang tidak memiliki kesiapan yang cukup dalam mengantisipasi lonjakan masyarakat.

Ia mengatakan, kebijakan larangan mudik diambil pemerintah dengan mempertimbangkan berbagai data dan masukan.

Salah satunya yakni masa libur panjang yang selalu meningkatkan mobilitas masyarakat  di mana peningkatan mobilitas ini berdampak pada lonjakan penularan virus Covid-19. 

Dalam momen Lebaran, lanjut Wiku, silaturahmi secara fisik umumnya tak bisa dihindarkan, baik itu berupa salaman atau pelukan.

Padahal, kontak dekat sangat rawan menularkan virus dari satu individu ke individu lainnya.

"Maka dari itu sebenarnya yang paling utama dilarang apa sih? Silaturahmi secara fisik, karena silaturahmi secara fisik itu memberikan kesempatan virus untuk menyebar," kata Wiku.

Wiku kembali mengajak masyarakat untuk tidak mudik di Lebaran tahun ini.

Ia menyarankan silaturahmi pada keluarga dan sanak saudara dapat dilakukan secara virtual dengan memanfaatkan teknologi.

"Sampaikan ke teman, kerabat, jangan mudik, jangan melakukan silaturahmi fisik. Mari kita sama-sama melawan, semuanya harus bersama-sama memerangi Covid-19," kata dia.

Baca Juga: Mudik Lebaran 2021 Dilarang Mulai 6 Mei, Satgas Covid-19: Mudik Lokal Juga Dilarang

Penulis : Hasya Nindita Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU