> >

Organisasi Advokat Peradi Pergerakan Nilai Pelabelan Teroris KKB Tidak Sesuai UU Terorisme

Hukum | 5 Mei 2021, 20:15 WIB
Ilustrasi teroris. Label teroris pada kelompok bersenjata di Papua dinilai tidak sesuai UU Terorisme. (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)

Baca Juga: Status KKB Jadi Teroris, Yenny Wahid: Jangan Geser Fokus Menyejahterakan Papua

“Jadi, gerakan KKB ini tidak bermakna mengubah ideologi. Mereka bergerak melakukan kekerasan untuk kepentingan politik tertentu,” ujar Sugeng.

Masalah selanjutnya, kelompok bersenjata di Papua ini juga tidak bertindak secara acak layaknya kelompok teroris.

“Gerakan-gerakan terorisme yang berbasis ideologi memang melakukan pengeboman di tempat umum. Itu acak secara ideologi,” terang Sugeng. 

“Tapi, saya melihat ada memang warga sipil yang dibunuh oleh KKB. Ini adalah pelanggaran hukum yang harus ditindak dengan keras. Namun, ada satu label kepada korban, yaitu mata-mata. Artinya, warga yang ditembak ini tidak acak,” tambahnya.

Berdasarkan pengamatan Sugeng, ada dua jenis kelompok yang ingin memisahkan diri dari Indonesia di Papua.

Ada kelompok sayap politik separatis, kata Sugeng.

Ada pula kelompok yang bergerak dengan menggunakan perlawanan bersenjata. 

Sugeng mengatakan, pemerintah bisa menindak tegas kelompok bersenjata ini.

Namun, pemerintah mestinya menindak kelompok ini lewat Kepolisian, bukan TNI.

“Nah, (kelompok separatis) yang pendekatan kekerasan ini boleh ditindak. Tapi, aparat penindaknya harus polisi. Karena kekerasan bersenjata masih dalam wilayah tindak pidana umum. Peran penggunaan tentara, tidak boleh,” ucap Sugeng.

Baca Juga: Mahfud MD Sebut UU Pemberantasan Terorisme Jadi Dasar bagi Penanganan KKB di Papua

Sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan kelompok bersenjata di Papua sebagai teroris.

"Pemerintah menganggap bahwa organisasi dan orang-orang di Papua yang melakukan kekerasan masif dikategorikan sebagai teroris," ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan HAM, Mahfud MD dalam konferensi pers dikutip dari kanal Youtube Kemenko Polhukam, Kamis (29/4/2021).

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU